Denny Wirawan angkat batik Kudus dengan koleksi Sandyakala Smara

Denny Wirawan angkat batik Kudus dengan koleksi Sandyakala Smara

Bagian kedua ialah seri Layar Sutera (Journey to The Past) yang menampilkan gaun-gaun yang lebih premium, dan gala. Pada bagian ini, Denny memaksimalkan imaginasinya, mendesain rancangan sama sedramatis motif Batik Kudus nya.

Garis pinggang sangat ketat, diimbangi dengan jubah-jubah Batik yang bermotif floral besar. Siluet bahu ada yang dibuat tegas dan dominan, memberi kesan kokoh dan extravaganza.

Di bagian ini motif Batik menjadi lebih mewah dengan tambahan hiasan embroidery besar dan ornamentasi beading gemerlap yang teksturnya memperkaya motif.

Layar Sutera ini terinspirasi dari kenangan kejayaan masa lalu di negeri Tiongkok, terrepresentasikan dengan keindahan motif-motif khas Tiongkok yang tertuang dalam helaian Batik Kudus.

Motif-motif tersebut ialah motif setiap flora dan fauna khas peranakan, seperti naga, phoenix, awan, burung Hong, kupu-kupu, ayam, bunga Krisan, Asteria, Lotus, dan Peonie. Rancangan dihiasi juga dengan perhiasan dari EPA Jewel, seperti cincin, gelang, anting-anting, dan kalung.

“Koleksi Sandyakala Smara ini saya persembahkan sebagai bentuk dedikasi untuk menggali lebih dalam lagi potensi-potensi yang ada pada motif Batik Kudus yang belum tereksplorasi, setelah sebelumnya hadir koleksi Pasar Malam, Padma, dan Wedari,” ungkap Denny Wirawan.

Sandyakala Smara ditampilkan di ballroom The Langham, Jakarta, dalam program Fashion Soiree.(*)