“Desain kegiatan ini tidak hanya akan berfokus pada film, namun juga bagaimana kita sebagai masyarakat Melayu khususnya penggiat film turut merefleksikan diri hadir dalam kegiatan kunjungan ke pusat sejarah kebudayaan, sajian kuliner, menyaksikan atraksi kesenian tari serta musik tradisional Jambi. Bahkan pertunjukan seni tutur “Hikayat Aceh” juga dihadirkan dalam festival ini,” terang Anton.
Lebih lanjut Anton menjelaskan bahwa capaian realistis yang akan diraih dari kegiatan tersebut yaitu untuk menguatkan komunikasi dan informasi jaringan film di Sumatra, membuka potensi industri film sebagai tujuan ekonomi, pendataan serta pemetaan pelaku dan ekosistem film.
Selain itu, festival juga membantuk peningkatan kapasitas SDM, merekomendasikan kebijakan dan jaminan hukum terhadap penguatan tata Kelola kelembagaan film daerah.
Pada gelaran tahun pertamanya, Kenduri Serumpun Melayu Film Festival berhasil menghadirkan 60 film panjang dan pendek dari 5 negara Serumpun Melayu yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, dan Thailand.
Karya-karya tersebut akan dihadirkan dalam sejumlah program yaitu Perspektif, Manuskrip, KembaliKeAkar, MelihatKeAkar, dan LayarTancap yang dapat diikuti tidak hanya oleh penggiat film, namun juga oleh seluruh kalangan masyarakat. Selain itu, ada pula program diskusi dan workshop dengan topik-topik yang menjawab kebutuhan insan perfilman Serumpun Melayu.
Sementara itu Program Director Kenduri Serumpun Melayu Film Festival 2023 Muthi’ah Khairunnisa mengatakan bahwa gelaran kali ini juga akan dihadiri oleh Badan Perfilman Indonesia, para pemangku kepentingan perfilman Indonesia, dan sineas dari 5 negara Serumpun Melayu.
“Akan ada sebanyak 50 komunitas dari seluruh Indonesia terpilih dalam program Forum Komunitas,” ujar Muthi’ah.
Kenduri Serumpun Melayu Film Festival digagas oleh Lingkar Film Sumatra yang merupakan sebuah kolektif komunitas film se-Sumatra yang terdiri atas Aceh Menonton, Sinelayu, Layar Taman, Forum Film Jambi, Fattah Creative, Klub Nonton, dan IFCN, serta berkolaborasi dengan Community Forum Jogja-NETPAC Asian Film Festival. (*)