Gus Mus Sang Inspirator

Gus Mus Sang Inspirator
H.S. Makin Rahmat

Selaras dengan misi mulia Baginda Rasulullah SAW diutus ke muka bumi untuk menata prilaku dan akhlak manusia. “Innama buistu liutamima makarimal akhlaqy” (sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia).

Dalam konteks ini seseorang yang bertablik diwajibkan memiliki ilmu dan menghiasi dirinya dengan akhlak dan adab, selanjutnya pesan yang bisa disampaikan atau diberikan kepada orang lain bisa memberikan ketentraman serta pencerahan.

Pembahasan selanjutnya dijelaskan bahwa sikap tablik yaitu menyampaikan, dapat kita aplikasikan sehari-hari baik itu menyampaikan atau mengantarkan pesanan dalam situasi apapun.

Sebagaimana frman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surah Al Maidah ayat 67, bunyinya:
۞ يٰٓاَيُّهَا الرَّسُوْلُ بَلِّغْ مَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ ۗوَاِنْ لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسٰلَتَهٗ ۗوَاللّٰهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ (٦٧)
“Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika engkau tidak melakukan (apa yang diperintahkan itu), berarti engkau tidak menyampaikan risalah-Nya. Allah menjaga engkau dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.”

Tentu yang terkandung kembali kepada kita sendiri sebagai cermin kehidupan. Bagaimana punya sandaran dan harapan mengubah yang buruk menjadi kebaikan. Karena kebaikan adalah bagian akhlak.

Kerja bareng berikutnya, memotivasi bagi dirinya, bahwa orang mukmin yang paling sempurns imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Selain doa, shalawat dan istighfar, akhlak yang baik menjadi pemberat timbangan amal kita.

Diakhir ulasan Al Faqir, untaian mutiara dari sahabat Abdullah bin Mubarak Ra, menafsirkan akhlak yang mulia, ia berkata:”Yaitu wajah yang berseri-seri, berbuat baik kepada orang lain dan menahan diri dari menyakiti orang lain.”(HR At Tirmidzi). Wallahu a’lam bish-showab. (*)