“Sudah lengkap koperasi ada semangat gotong royong, integritas, dan semangat berusaha,” tegasnya.
Hadir dalam rapat itu antara lain, Tim Ahli Gugus Tugas Nasional (GTN) GNRM Arif Budimanta, Noer Soetrino dan Staf khusus Menko PMK Khoirul Muttaqin. Selain agenda pendek memperingati Hari Koperasi 12 Juli melalui event National Cooperative Summit, Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dalam hal ini Gerakan Indonesia Melayani (GIM) bersiap pula dengan sejumlah aksi nyata.
Dua agenda aksi nyata adalah penyiapan modul atau panduan koperasi siswa (kopsis) dan juga aksi nyata digitalisasi kopsis cashless. Arif Budimanta menegaskan bahwa panduan kopsis SD fokus utamanya adalah perspektif penanaman nilai etos kerja, gotong royong, integritas (EGI) sebagai nilai instrumental Revolusi Mental.
“Dalam konteks kurikulum perlu kroscek kembali apakah sudah ada atau belum nilai-nilai tersebut. Juga, kopsis dan koperasi pemuda perlu dipetakan secara jelas,” tegasnya.
Pekalongan dipilih sebagai puncak acara Cooperative Summit, karena sangat representatif. “Pekalongan banyak koperasi yang hidup dan tumbuh. Ada koperasi yang sangat strategis seperti koperasi batik dan koperasi multietnik. Ini bisa saling kolaborasi. Pencanangan di sekolah ini penting sebab siswa adalah potensi pelaku koperasi yang sangat potensial dan perlu dirawat dan dilindungi,” urai Noer Soetrisno. (*/ANO)