Apabila sudah ada yang jual di atas HET, maka dia sudah meminta jajaran Pemkot Surabaya untuk melakukan langkah-langkah strategis yang solutif. Ia mencontohkan BBM untuk mengangkut barang itu disubsidi oleh pemkot dengan menggunakan biaya tak terduga.
“Seperti itu boleh-boleh saja, dan itulah yang dilakukan oleh TPID ini,” katanya.
Selain itu, Eri juga menjelaskan, jika ada inflasi di Surabaya, ia bersama TPID menganalisis inflasinya itu karena apa, di bagian apanya. Baru setelah itu dilakukan langkah-langkah penyelesaiannya supaya bisa menekan inflasinya. Bahkan, ia mengaku sudah meminta jajaran PD Pasar Surya untuk selalu memantau harga di pasar, kalau ada yang menjual di atas HET, sanksinya bagaimana dan tindaklanjutnya bagaimana.
“Misalnya jual minyak seperti Minyak Kita. Kalau yang plastikan itu murah dan sesuai HET, lalu yang botolan harganya mahal dan tidak sesuai HET, berarti jangan jualan yang botolan, jual yang plastikan saja. Nah, itulah yang saya minta kepada PD Pasar Surya sekaligus dengan tim inflasinya, begitu-begitu yang saya minta,” ujarnya.
Berdasarkan laporan dari TPID, harga daging sapi Rp 140 ribu, telur Rp 27 ribu, cabai rawit Rp 57 ribu, gula curah Rp 13.500, daging ayam Rp 36.750, beras medium non bulog Rp 10.500, dan Minyak Kita Rp 14 ribu. (*)