Untuk itu, lanjut Khofifah, diperlukan berbagai upaya mengurangi sampah plastik ini bisa dilakukan melalui kegiatan sehari-hari. Seperti membawa kantong atau tas belanja sendiri, membawa tempat makan atau botol minuman sendiri ketika membeli makanan dan minuman, tidak menggunakan sedotan plastik, dan melakukan pemilahan sampah rumah tangga.
“Bahkan beberapa kab/kota di Jatim telah mengeluarkan Perda pelarangan penggunaan kantong plastik sekali pakai untuk berbelanja. Ke depannya kami harap ini bisa diikuti oleh seluruh kab/kota di Jatim,” kata Khofifah.
Aksi kolektif pengurangan sampah plastik ini menurutnya harus dimulai dari lingkungan terkecil yakni keluarga. Caranya dengan pemilahan sampah menjadi sampah organik, sampah plastik yang bisa diolah seperti botol-botol, dan sampah yang tidak bisa diolah.
“Pemilahan sampah sejak dari lingkungan rumah tangga ini juga memudahkan untuk proses daur ulang. Salah satunya dengan mengelola sampah secara mandiri melalui prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle),” katanya.
Pengelolaan sampah plastik di tengah masyarakat salah satunya melalui program Bank Sampah. Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering rumah tangga, seperti plastik, kertas, kaleng, dan lain-lain yang menerapkan sistem konversi dari sampah menjadi uang, untuk meningkatkan partisipasi warga dalam memilah serta mendaur ulang sampah.
“Program Bank Sampah ini juga sudah berjalan di banyak daerah di Jatim. Jadi warga menyetorkan berbagai jenis sampah seperti botol plastik, botol kaca, atau kardus ke bank sampah. Nanti hasilnya bisa ditukar dalam bentuk uang tunai,” katanya.
Ke depan, Khofifah optimis pengurangan penggunaan sampah plastik sekali pakai akan menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia. Apalagi, ia melihat banyak anak muda yang telah melakukan hal tersebut salah satunya dengan memakai sedotan stainless steel, serta membawa sendiri botol minuman atau tumbler ketika membeli kopi di kedai kopi.
“Mari kita menjaga keseimbangan kehidupan, menjaga harmoni manusia dan Sang Pencipta, menjaga harmoni manusia dan alam. Dengan menjaga daya dukung lingkungan insyaAllah harmoni antara manusia dan alam bisa kita wujudkan,” pungkasnya. (min)