Tahun lalu, Jatim bahkan mendapat penghargaan dari Perpustakaan Nasional sebagai provinsi dengan jumlah Perpustakaan Terakreditasi Terbanyak di Indonesia. Total perpustakaan yang terakreditasi dan mendapat sertifikat sebanyak 2.096.
“Perpustakaan-perpustakaan ini kami bangun untuk memfasilitasi masyarakat. Sehingga minat baca dan literasi masyarakat juga turut terdongkrak,” ujarnya.
Tak hanya meningkatkan kuantitas dan kualitas perpustakaan, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim juga gencar meningkatkan kompetensi para pustakawan baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.
Bahkan, pihaknya juga terus mengingatkan para pustakawan akan pentingnya transformasi digital. Hal tersebut menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki para pustakawan guna meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat.
“Saya kerap mengingatkan para pustakawan yang menjadi bagian dalam pengelolaan perpustakaan terkait percepatan perubahan ekosistem digital. Di dalamnya mencakup proses literasi ekonomi, literasi digital, literasi finance yang terus berkembang dan menjadi perhatian serius bagi para pustakawan,” tandasnya.
Di akhir, Gubernur Khofifah kembali menegaskan bahwa perkembangan teknologi menyebabkan pergeseran kultur dan perilaku masyarakat. Untuk itu, Perpustakaan wajib menyesuaikan diri agar tidak ditinggalkan oleh masyarakat. Sekaligus sebagai upaya nyata untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
“Ini menjadi salah satu upaya untuk mendekatkan perpustakaan dengan masyarakat melalui penyesuaian dengan perilaku masyarakat di masa sekarang,” pungkasnya. (guh)