Oleh : Wina Armada Sukardi
SHOLAT Subuh berjemaah di mesjid mengandung banyak manfaatnya. Sebagian ulama mengajarkan, doa di antara azan subuh dan jelang sholat subuh, merupakan waktu yang besar kemungkinan dijabah Allah. Saat itu, bagi sebagian ulama, waktu yang makbul jika kita berdoa.
Setelah azan subuh, kita sholat dua rakaat. Pada saat sujud terakhir di rakaat kedua, kita biasanya dapat berdoa. Makanya sujudnya agak lebih lama dibanding yang biasa.
Setelah sholat itu, kita dapat berdoa lagi seraya menengadahkan tangan.
Biasanya , waktu azan ke sholat subuhnya berselisih sekitar 8 – 9 menit. Azannya sendiri menghabiskan sekitar 4- 5 menit. Jadi, sholat antara azan dan sholat subuh dua rakyaat serta untuk berdoa setelahnya rata-rata hanya tersisa sekitar 3 – 5 menit.
Nah, di antara waktu tersebutlah kita bakal
berdoa, baik manakala sholat maupun setelahnya.
Dalam waktu yang relatif singkat itu, kita harus memilih doa apa yang paling kita prioritaskan? Setiap jemaah pastinya berlain-lainan, tergantung situasi dan kondisi kejiwaannya serta karakter masing-masing. Tapi yang jelas harus cepat mengambil keputusan.
Terus terang saja, pada awalnya hamba sendiri mengalami kesulitan apa yang hamba mau minta kepada Allah. Kala itu, baru satu-dua yang hamba kemukakan, waktunya telah selesai.
Belakangan hamba punya “rumusan.” Untuk doa waktu sujud, hamba khususkan yang berkaitan dengan soal akhirat. Sedangkan untuk doa setelah sholat itu, sebaliknya khusus untuk urusan duniawi.
Ada lima hal yang hampa kemukakan terkait perkara akhiran sewaktu sujud.
Pertama, hamba berterima kasih kepada Allah atas semua yang telah diberikanya dalam bentuk apapun, seperti tetapi tak terbatas, pada nikmat, karunia, rezeki, kesehatan dan sebagainya dan sebagibya yang begitu banyak yang tiada terkirakan
Kedua, mohon ampunan atas semua dosa dan kesalahan hamba yang sedemikian banyak yang tak terkirakan, sengaja atau tidak sengaja, disadari atau tidak disadari, baik karena kelemahan maupun ketidaktahuan hamba.
Bersamaan dengan itu hamba memohon pula untuk diberikan kemampuan untuk tidak mengulang lagi perbuatan dosa-dosa dan kesalahan hamba.
Ketiga, hamba juga mengemukankan pernohonan ampun serupa, tetapi untuk para orang tua hamba, khususnya untuk kedua orang tua hamba, ketika mereka masih hidup. Hamba tak lupa meminta agar mereka diperkenankan masuk ke dalam pintu surga Allah.