Anies juga mengaku terkesan dengan pola demokrasi warga Jawa Timur. Bagaimana, mereka menginginkan perubahan besar untuk membangun negara yang lebih baik kedepannya.
Surabaya sebagai kota Pahlawan, ia sebut sebagai ceruk gemuruhnya perubahan di Indonesia. Simpul-simpul pejuang mulai dari kaum intelektual, petani, hingga buruh menyuarakan satu perubahan untuk merdeka di tahun 1945.
“Kami merasakan gelora yang hadir di tempat ini, adalah gelora yang sama semangatnya. Kami bersyukur dan mudah-mudahan ini menjadi sebuah awalan yang baik,” tegas Anies.
“Masuk ruangan ini, saya merasakan gelora dari Surabaya untuk Indonesia. Simfoni tadi menggambarkan beragamnya Indonesia, bahwa bangsa ini adalah bangsa yang beragam, dan Jawa Timur adalah salah satu provinsi yang penduduknya beragam,” sambung dia.
Simfoni Kebangsaan ini dimeriahkan juga parade 50 lebih simpul Relawan Anies di Jatim. Wakil dari relawan maju satu per satu di panggung, meneriakkan tagline masing-masing. Mereka mengobarkan semangat siap memenangkan Anies. Mereka berasal dari kalangan milenial, emak-emak, bapak-bapak, purnawirawan, kelompok profesi, hingga alumni ITS.
Di hari pertama kunjungannya ke Surabaya ini, Anies mengaku terkesan dengan sambutan warga Jawa Timur yang berkumpul di Surabaya. Dikabarkan, hari kedua besok, Anies dijadwalkan melakukan silaturahim ke para ulama se-Madura Raya, tepatnya di Kabupaten Sampang.
Setelahnya Anies akan bernostaligia di Jalan Tunjungan, Surabaya, pada malam hari. Berlanjut pada hari ketiga, Anies akan memperingati hari Air Sedunia sembari menyapa warga yang mengikuti Jalan Sehat, di Grand City, Surabaya. (sr/min)