Jumat, 17 Maret 2023
28 C
Surabaya
More

    Koper

    Oleh Wina Armada Sukardi -l

    Diisi apapun, koper senantiasa terbuka
    dari sajadah sampai haram jadah dari pakian basah
    sampai jenazah.

    Koper tak pernah mengeluh.
    Diangkat dengan cara apapun koper tetap diam saja Pula tak pernah melawanbila disorong kesana kemari.

    Betulkah yang kita lihat kasat matakoper sesungguhnya?

    Di buku perunjuk tertulis
    manfaat koper tergantung penggunanya.

    Apabila hati kita dimasukan ke dalam koper jiwa bakal meronta-ronta dan menukas-nukas kepada siapapun yang dapat dituding
    sambil berteriak-teriak:
    “Ini tempat yang sangat sempit.
    Gelap.
    Pengab.
    Bikin sesak.
    Panas.
    Bau busuk.
    Menakutkan.”
    Padahal koper telah diperbesar seluas dunia
    dilengkapi jalur masuk keluar udara segar Juga ada pepohonan buah yang setiap saat boleh dipetik.

    Jika diperlukan dapat pula terdengar musik dari segala jenis. Bahkan nun jauh disana ada celah untuk mengintip pemandangan elokpetunjuk ke jalan suci.
    Tapi kita memilih selalu berkeluh kesah
    lalu lalang tanpa tujuan
    seraya menginjak-injak yang lainserta terombang ambing dalam gerakan koper.

    Koper itu boleh jadi hanya hiasan dalam mata pikiran.
    Kitalah yang menentukan koper macam apa yang ada.
    Kita pulalah yang memilih mau masuk ke koper mana
    dan dibawa kemana.

    Koper setiap saat siap melayani kita. Tapi tanpa kendalli diri dari kita koper mampu menelan
    dan membelengu kita di bara api kegelapan (*)

    Penulis : Wina Armada Sukardi

    Sumber : WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan