“Kami sangat tertarik pada narasi bermuatan lokal yang sarat akan pesan moral. Terlebih dapat mengangkat keunikan maupun kekhasan dari budaya lokal, termasuk suku Batak ini,’’ ungkap perwakilan Adhya Pictures, Ricky Wijaya.
Direktur PMM, Ahmad Mahendra mengatakan, Kemendikbudristek melalui direktoratnya, akan terus mendukung dan memperkuat ekosistem perfilman melalui berbagai program, salah satunya Indonesiana Film.
‘’Program ini merupakan upaya kami untuk menghasilkan karya-karya naskah berkualitas berbasis kekayaan budaya Indonesia, khususnya kearifan lokal. Dan kita juga butuh lebih banyak dukungan berbagai pihak dan investor untuk turut memajukan ekosistem perfilman Indonesia,’’ jelasnya.
Tentang Film
Tulang Belulang Tulang, mengutip Kemendikbudristek, adalah sebuah skenario film panjang komedi road trip yang ditulis oleh Sammaria Sari Simanjuntak dan Lies Nanci Supangkat. Tulang Belulang Tulang mengangkat cerita tentang upacara ‘Mangokal Holi’ yakni pemindahan tulang belulang leluhur.
Pada masyarakat Batak, menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga yang mampu melaksanakan upacara tersebut. Adalah sebuah keluarga Batak yang ingin melaksanakan tradisi ini, namun koper berisi tulang belulang Kakek Buyut (Tulang Tua) hilang di bandara. Mereka pun harus segera menemukan tulang belulang tersebut. Sebab, kalau tidak akan dikutuk sang nenek (Opung) dan seluruh keluarga besar yang sudah menunggu siap berpesta di Danau Toba. Perjalanan mencari tulang yang hilang inilah yang menjadi kekuatan dari cerita film ini. (*)