Minggu, 3 Desember 2023
29 C
Surabaya
More
    Jawa TimurSurabayaMulai 10 Maret, ASN Pemkot Surabaya Wajib Gunakan Transportasi Umum 

    Mulai 10 Maret, ASN Pemkot Surabaya Wajib Gunakan Transportasi Umum 

    SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Mulai 10 Maret 2023, seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Surabaya, diwajibakan untuk menggunakan transportasi umum. Mulai dari layanan Suroboyo Bus, Bus Trans Semanggi, maupun angkutan feeder pada setiap hari Jumat.

    Hal tersebut disampaikan Wali Kota Eri Cahyadi, menyusul diresmikannya pengoperasian 52 unit angkutan feeder, pada Kamis (2/3/2023) kemarin.

    “Mulai minggu depan ASN ini akan memberikan contoh, kalau kita sudah punya transportasi umum baik itu feeder maupun bus. Nanti dari kartunya ASN itu akan nge-tap masuk di titik mana, naik disitu. Ini juga termasuk Wali Kota, tidak boleh kalau naik motor, terus kemudian parkir tempat lain,” tandas Eri, Jumat (4/3/2023).

    Terkait peluncuran 52 unit angkutan feeder,  sebagai upaya Pemkot Surabaya untuk melanjutkan penyediaan angkutan umum yang dapat menjangkau lingkungan yang belum terlayani oleh Suroboyo Bus maupun Bus Trans Semanggi Surabaya.

    Angkutan feeder bernama Wira Wiri Suroboyo tersebut, tersedia di lima rute layanan perjalanan. Di antaranya, Terminal Benowo – Tunjungan, Puspa Raya – HR Muhammad, SWK Penjaringan Sari – Gunung Anyar, PNR Mayjend Sungkono – Embong Wungu, dan Terminal Intermoda Joyoboyo – Terminal Bratang – Kedung Asem.

    Pembayaran angkutan feeder menggunakan sistem pembayaran non tunai, yakni melalui kartu elektronik maupun Qris.

    Baca juga :  Pemkot Surabaya Bikin Warung TPID untuk Kendalikan Harga

    “Alhamdulilah feeder Kota Surabaya yang diprakarsai oleh Pemkot Surabaya dan DPRD Surabaya untuk mengurangi kemacetan, akhirnya bisa terwujud feeder yang ada di 5 rute dan ini sudah lama bahas. Nanti insya Allah akan bertambah jadi 7 rute,” kata Eri.

    Selain itu, Pemkot Surabaya juga tengah berkoordinasi lebih lanjut dengan Dishub Jatim untuk mengoneksikan angkutan feeder dengan kota penunjang Surabaya. Seperti, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik.

    “Surabaya Raya ini akan ramai, ketika pagi itu orang masuk Surabaya, ketika sore arah keluar kota surabaya juga macet. Sehingga itu yang akan kita koneksikan dan insya Allah dengan kadishub provinsi juga ada connecting dengan feeder maupun Bus Surabaya, dengan harapan bisa menjadi alternatif mengurangi kemacetan di Kota Surabaya,” ujarnya.

    Sedangkan untuk rencana penambahan dua rute perjalanan angkutan feeder, Eri mengaku, jika hal ini tengah dikaji oleh jajaran Dishub Surabaya bersama Komisi C DPRD Kota Surabaya.

    “Ini masih kita hitung lagi karena tadi sempat kita bahas di dalam (feeder) untuk daerah-daerahnya dan jumlah orangnya lebih banyak atau tidak. Alhamdulillah kita punya Komisi C dan pimpinan DPRD yang hebat, karena kita akan bersama-sama menyelesaikan masalah kemacetan di Kota Surabaya,” ungkapnya.

    Baca juga :  Wali Kota Eri Minta Polisi Kejar Buruh Pelaku Penganiaya Dua Satpol PP

    Eri menjelaskan, jarak antar angkutan feeder di Kota Surabaya rata-rata 10-15 menit. Maka, pihaknya akan terus menggencarkan sosialisasi angkutan feeder. Untuk menyukseskan sosialisasi tersebut, layanan angkutan feeder akan digratiskan selama satu pekan.

    “Nanti kita akan sosialisasikan tanpa biaya selama seminggu, sambil kita melihat berapa orang dari satu titik ke titik lain. Bagaimana pengaruhnya dan bagaimana animonya di wilayah itu. Kami menghimbau kepada seluruh warga Surabaya, ayo menggunakan transportasi umum, Insya Allah ini akan mengurangi kecelakaan dan kemacetan karena semakin padatnya kendaraan di Kota Surabaya,” jelasnya.

    Ia memastikan, meskipun penumpang angkutan feeder berpindah ke layanan Suroboyo Bus maupun Bus Trans Semanggi, penumpang tidak perlu melakukan pembayaran ulang.

    “Kalau pindah Surabaya bus enggak karena gandeng. Tapi kalau sudah pindah fitur lainnya bayar. Saya minta kepada kadishub untuk connectingnya seperti apa. Jadi kalau dia naik feeder pindah Suroboyo Bus sampai ke tempat tujuan itu tidak membayar,” tegasnya.

    Meski begitu, peresmian pengoprasian angkutan feeder ini adalah sebagai salah satu upaya dalam memberdayakan sopir angkot di Kota Pahlawan. “Sopir angkot dan helper ini termasuk juga dari warga Surabaya. Jadi apapun yang kita sepakati dengan DPRD, apapun kegiatan pemerintah yang menggunakan APBD harus bisa menarik dan mengurangi kemiskinan di Kota Surabaya,” imbuhnya.

    Baca juga :  Gubernur Khofifah Luncurkan Aplikasi Sibermata Desa 2.0

    Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru mengatakan, angkutan feeder terdiri dari 14 unit Hiace dengan kapasitas 14 penumpang. Serta 38 unit Grandmax dengan kapasitas 10 penumpang. Selain itu, terdapat kru angkutan feeder yang terdiri dari driver dan helper sebanyak 320 orang.

    “Jadi feeder ini adalah transportasi handal, nyaman, dan murah yang dibutuhkan oleh masyarakat Surabaya. Driver dan helper ini direkrut dari sopir angkot, jadi kita memberdayakan agar pendapatan mereka bisa naik. Feeder ini mulai beroperasi hari ini (3/3/2023),” kata Tundjung.

    Untuk pembayaran layanan feeder terintegrasi dengan Surabaya Bus dengan tarif Rp 5.000 yang berlaku selama 2 (dua) jam. Tarif gratis berlaku untuk lansia, veteran, dan anak dibawah umur 5 (lima) tahun dan tarif pelajar 50 persen dari tarif umum. Tak hanya itu saja, sebagai bagian sosialisasi kepada masyarakat, maka tarif angkutan feeder berlaku gratis selama satu pekan.

    “Jam operasional angkutan feeder mulai pukul 05.30-21.30 WIB. Serta jumlah bus stop/halte sebanyak 315 lokasi, dengan headway direncanakan setiap 10 – 15 menit. Terdapat fasilitas AC, lalu tempat duduk untuk wanita berwarna pink (merah muda), lansia berwarna merah, dan umum berwarna hitam. Lalu ada LED informasi rute, monitor layanan informasi, media pembayaran (tapping), CCTV, dan peralatan keadaan,” tandasnya (*)

    Reporter : wetly

    Sumber : WartaTransparansi

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan