SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Mendekati pelaksanaan Pilpres 2024 mendatang yang jadwalnya dilakukan 14 Februari justru tiga partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yakni Golkar, PAN dan PPP mengalami fase kritis dan menantang.
Hal itu disampaikan Pengamat Politik dari Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam mengomentari peta politik persaingan menuju pemilihan presiden 2024-2029. “Memasuki tahun 2023 adalah fase kritis dan menantang bagi KIB. Jika tidak hati-hati dan meningkatkan konsolidatif, koalisi yang sudah dibangun cukup lama oleh tiga partai besar di tanah air ini justru bisa ditinggal oleh para anggota-anggotanya,” bebernya.
Dosen Fisip Universitas Trunojoyo Madura ini menambahkan, Partai Golkar sebagai koordinator terbentuknya KIB seharusnya lebih aktif lagi untuk mengambil inisiatif dalam melakukan konsolidasi dengan mengadakan pertemuan-pertemuan. Sehingga bisa menjaga, memelihara, dan merawat KIB.
Di samping itu yang lebih membuat ketiga partai lebih solid dan responsif salah satunya dengan segera mengumumkan calon yang akan diusung untuk Pilpres 2024, agar lebih jelas dan bisa mengikat kominten anggota koalisi.
“KIB menurut saya tidak boleh terlalu lama diam dan vacuum. KIB harus lebih aktif lagi termasuk menangkap sinyal-sinyal dari para king maker Pilpres 2024. Sehingga bisa menguatkan calon yang akan diusung,” ungkapnya.
Golkar lanjut Surokim, sebagai koordinator harus segera menjalankan jurus wat wet sat set akseleratif jika ingin menyelamatkan KIB. Nggak ada jalan lain untuk bisa mengatasi tahun kritis ini. “KIB harus percaya diri. Jangan sampai terlalu tergantung kepada dinamika yang terjadi pada partai lain. Sehingga keberadaan KIB jadi mengambang begini,” katanya.