“Penyebab konflik yang paling utama itu adalah karena ada pihak yang men-setting menjadikan kedua agama sebagai jangkrik aduan. Biar mati sampyuh (bareng). Kalau kedua agama ini sudah sama-sama hancur atau ditaklukkan maka dengan mudah mereka akan menggenggam dunia ini,” kata penulis buku Antara Mikrobiologi dan Mikropolitik Perjalanan Hidup Sam Soeharto ini.
Persekutuan Rahasia Jahat
Siapa pihak yang ingin menguasai dunia ini? Banyak yang menyebut elite global. Sastrawan Perancis, Dan Brown dalam bukunya yang sangat terkenal, The Da Vincy Code menyebutnya, Perkumpulan Rahasia yang berada di balik peristiwa besar di dunia seperti perang.
Anwar menyebut elite global itu sebagai Persekutuan Rahasia Jahat. Al Quran menginformasikan, mereka itulah hendak merebut tahta Rasulullah Daud sehingga Daud mengutuk mereka akan dihancurkan. Karena tidak mampu lantas mereka bersekutu dengan setan untuk merebut tahta Rasulullah Sulaiman. Tapi Allah menggagalkan tindakan mereka. Mereka bersekongkol dengan rezim pagan Romawi hendak membunuh Rasulullah Isa. Mereka bersekongkol dengan kaum kafir Mekah untuk memerangi Rasulullah Muhammad pada Perang Ahzab tahun 4 hijriyah.
“Mereka ini melawan apapun yang dikehendaki Tuhan. Tuhan memerintahkan nikah laki-laki dengan perempuan, mereka mengkampanyekan nikah dengan kelamin sejenis (LGBT). Tuhan memerintahkan agar melakukan kebaikan di bumi, mereka malah melakukan fasad (perusakan). Tuhan menyuruh manusia berbuat adil, saling mengasihi, mereka berbuat aniaya dan mencerai-beraikan umat manusia. Mereka ini dalang di belakang gerakan Islamfobia di seluruh dunia,” katanya.
Anwar yakin, konflik Islam-Kristen di Indonesia adalah settingan mereka juga karena Indonesia ini juga termasuk yang sangat ditarget karena kekayaan alam yang luar biasa, sumber daya manusianya yang hebat dan keagamaannya kuat. Posisi Indonesia yang sangat vital dalam geopolitik, geoekonomik dan geostrategik.
Untuk itu ia menegaskan, kerja sama Islam-Kristen, baik di Indonesia maupun di dunia, harus segera direalisasi untuk mencegah kerusakan NKRI. Mencegah kerusakan bumi yang lebih parah. Bukan hanya kerusakan fisik seperti pemanasan global, merajelalanya virus, krisis di atas krisis, juga keruskan moralitas manusia.
“Kerja sama ini tidak boleh ditunda-tunda. Sebab musuh juga terus merapatkan barisan, melakukan tekanan yang semakin dahsyat,” katanya sambil menyitir Quran surah Al Anfal 73.
“Dan orang-orang kafir sebagian mereka melindungi sebagian yang lain. Jika kamu tidak melaksanpakan apa yang diperintahkan Allah (saling menolong), niscaya terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar.”(Quran, Al Anfal 73).
Harus dikembangkan kerja sama yang benar-benar didasarkan pada mawaddah (cinta kasih). Melibatkan jamaah akar rumput. Bukan kerja sama yang bersifat artifisial. “Saya kira UMM sudah memberi contoh bagaimana kerja sama yang baik, yang mawaddah dengan Kristen seperti ketika menangani Covid-19. Begitu pula kerja sama dalam membangun rumah sakit UMM,” ujarnya.(ANO/MIN)