“Sambil jalan saya sampaikan ke bupati, saya usul bisa dibuat hotel, berbagai pertemuan, ekspo UMKM , peragaan busana dan sebagainya. Benteng ini memiliki keindahan yang sangat mempesona. Bisa multi fungsi,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah mengatakan, renovasi benteng berukuran 165 meter x 80 meter yang dibangun di atas lahan seluas 15 hektare ini menindaklanjuti arahan Presiden RI Joko Widodo agar benteng Van den Bosch direhabilitasi sehingga dapat dijadikan wisata bagi masyarakat.
“Pada tanggal 1 Februari 2019, Presiden Joko Widodo memberikan instruksi untuk melakukan rehabilitasi Kawasan Pusaka Benteng Pendem,” ujarnya
Instruksi ini, kata Khofifah, kemudian ditindaklanjuti oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menjaga agar bangunannya tidak semakin rusak. “Pemugaran benteng ini diperkirakan dapat selesai Oktober 2022 mendatang,” ucapnya.
Rehabilitasi museum mulai dilakukan pada 10 Desember 2020. Mantan Menteri Sosial itu mengaku, rehabilitasi Benteng Pendem Ngawi dilakukan dengan hati-hati demi menjaga nilai kultural dan historikalnya.
“Kawasan Benteng Pendem ini merupakan cagar budaya, penataannya harus dilakukan secara hati-hati agar nilai historikal dan kulturalnya tetap terjaga,” tegasnya.
Rehabilitasi bangunan peninggalan Belanda dan Jepang itu, Khofifah berharap menjadi daya tarik wisata baru. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Kawasan Benteng Pendem dapat menjadi wisata edukasi sejarah dan cagar budaya yang dilengkapi papan informasi di setiap sudutnya,” tuturnya.
Adapun letak benteng Pendem di Jalan Untung Suropati No II, Pelem II, Kelurahan Pelem, Ngawi, Jawa Timur. Benteng ini direnovasi atau direhabilitasi agar masyarakat yang berkunjung mengetahui sejarah di balik bangunan yang berdiri megah di pusat Kota Ngawi tersebut. (min)