“Transformasi belajar yang dimaksud adalah pembelajaran yang berpihak kepada siswa, pembelajaran yang berdiferensiasi, diagnosis asesmen, Teaching at The Right Level, bagaimana komitmen dan dedikasi guru, bagaimana memberdayakan komunitas, ekosistem pendidikan. Inilah yang kita bangun,” terangnya.
Ia mengapresiasi Kota Surabaya yang membangun beberapa komunitas belajar untuk mendukung IKM. Ia menyebut ada program Sinau Bareng serta Surabaya Belajar yang merupakan sinergisme, kolaborasi, serta gotong royong dalam membangun iklim pendidikan.
“Pak Wali sangat tertarik kepada 20-30 persen yang lebih mengarah kepada proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Artinya, Kuriklulum Merdeka ini tidak semata-mata pada tataran kognitif keterampilan dan skil saja, tetapi juga karakter. Ini jadi konsen kami,” katanya.
Sementara Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, Pemkot Surabaya akan mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di seluruh satuan pendidikan di Kota Surabaya. Pihaknya juga mendorong guru-guru di sekolah maupun di setiap komunitas belajar untuk memanfaatkan platform Merdeka Belajar yang telah diluncurkan Kemendikbudristek dalam rangka Implementasi Kurikulum Merdeka.
“Fa Insya Allah kami yakin dengan semangat belajar mengajar dan berkarya pendidikan di Kota Surabaya akan terus berkembang ke arah yang lebih baik. Teruslah bergerak demi anak-anak Indonesia. Mari serentak bergerak mewujudkan Merdeka Belajar,” katanya. (*)