Rabu, 9 Oktober 2024
29 C
Surabaya
More
    Jawa TimurKediriBupati Ingin Produksi Pakaian Khas Dikuasai Pembatik Lokal Kediri

    Bupati Ingin Produksi Pakaian Khas Dikuasai Pembatik Lokal Kediri

    KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Pemerintah Kabupaten Kediri tidak ingin mendominasi produksi pakaian khas yang baru saja diluncurkan, terutama di luar daerah. Dengan busana khas tersebut, Bupati Kediri benar-benar merasakan dampak dari penyajian busana khas oleh pengarang khususnya.

    Hal ini disampaikannya melalui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri, Adi Suwignyo usai melakukan sosialisasi pakaian khas di Kantor Dirparbud pada Kamis (31/3)

    “Ini peluang emas. Apalagi di musim pandemi, masih bisa berkarya membuat pakaian khas. Jangan sampai peluang emas ini diambil oleh pembatik luar Kabupaten Kediri,” ujarnya, Sabtu (2/4/2022).

    Pegawai Dinas yang akrab disapa Wignyo mengatakan, keinginan Bupati agar pembatik Kabupaten Kediri segera mencetak massal pakaian khas ini bukan tanpa sebab.

    Baca juga :  TMMD ke-122 Kodim 0809 bersama Pemkab kediri Gelar Penyuluhan Pencegahan Stunting dan Pelayanan KB

    Selain karena faktor sebagai masyarakat yang mempunyai pakaian khas ini serta tanggung jawab untuk melestarikan, hal ini juga untuk menumbuhkan kembali ekonomi kreatif di Kabupaten Kediri.

    Untuk itu, pihaknya bersama Tim Kajian Pakaian Khas Kabupaten Kediri memberikan sosialisasi mengenai pakain khas ini. Baik bentuk, motif maupun pakem yang digunakan dalam pakaian khas tersebut.

    “Secara detail sudah diberikan pemahaman tentang ciri khas baju khas kediri. Terutama, batik khas kita yang nantinya dapat dikenal dan dikenakan oleh masyarakat secara umum,” paparnya.

    Terlebih, lanjut Wignyo, nantinya Pemerintah Kabupaten Kediri akan mewajibkan ASN untuk mengenakan pakaian khas sebulan sekali. Untuk pelaksanaanya, Bupati bersama Diparbud dan DK4 Kabupaten Kediri masih akan berkordinasi lebih lanjut. Perihal dipakainya seragam dipakai pada hari Kamis dalam minggu pertama atau terakhir.

    Baca juga :  Mas Dhito Janjikan Kenaikan Insentif Kader Posyandu dan PPKDB di Kediri

    Untuk penentuan harga pakaian khas maupun batik khas ini Pemkab sepenuhnya akan menyerahkan kepada pembatik karena ada beberapa pertimbangan seperti bahan dan cara produksi batik tulis, cap, maupun printing yang mempunyai klasifikasi harga tersendiri.

    “Punya klasifikasi tersendiri. Ada yang kualitas biasa hingga premium. Yang lebih penting adalah mengenalkan pakaian khas kita ini,”ungkapnya.

    Terpisah, Ketua Koperasi Batik Kirana Kabupaten Kediri, Sunaryo menjelaskan pihaknya beserta seluruh pembatik yang ada di Kabupaten Kediri siap untuk mencetak pakaian khas dalam jumlah besar.

    Dirinya mengaku, dengan perhatian Bupati Kediri terhadap kebudayaan dan kesenian semacam ini akan dapat memulihkan kembali ekonomi bagi para pelaku UMKM khususnya pembatik yang ada di Kabupaten Kediri dan sekitarnya.

    Baca juga :  Kabupaten Kediri Berhasil Menduduki Top 5 Raka dalam Pemilihan Duta Wisata Jawa Timur 2024

    “Dengan diangkatnya pakaian khas Kabupaten Kediri yang dicanangkan akan digunakan untukk pakaian dinas harian untuk ASN dan mungkin masyarakat luas, menjadi peluang yang luar biasa. Salah satu sarana yang bisa mengangkat perekonomian yang ada di Kabupaten Kediri,” urainya.

    Sunaryo menyebutkan, dirinya bersama 23 anggota Koperasi Batik Kirana ini sudah mengantongi detail desain dan pakem sehingga diharpakan tidak ada kesulitan yang dialami. Menurutnya, motif-motif pada pakaian khas ini sangat mudha untuk dipelajari dan dikembangkan.

    Adapun pakaian khas untuk pria diberi nama Wdihan Kadiri dan Ken Kadiri untuk perempuan. Sedangkan Wdihan Kadiri sendiri terdapat dua jenis. Yakni Wdihan Kadiri Satria untuk pakaian khas resmi dan Wdihan Kadiri Mapanji untuk kegiatan keseharian. (Abi)

    Reporter : Moch Abi Madyan

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2022 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan