banner 728x90

Amir Machmud NS Ajak Wartawan Miliki Kompetensi Nurani dan Menjadi Sang Pencerah

Amir Machmud NS Ajak Wartawan Miliki Kompetensi Nurani dan Menjadi Sang Pencerah

KENDAL (WartaTransparansi) – Hujan yang mengguyur Kota Kendal tak menyurutkan semangat para insan pers yang mengikuti acara pembukaan dan ramah tamah Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2022 Tingkat Jateng di Pendapa Tumenggung Bahurekso Pemkab Kendal, Kamis malam (17/2).
Acara pembukaan HPN yang dihadiri anggota Forkopimda Kendal, mitra kerja, kalangan anggota PWI Jateng, perwakilan PWI kabupaten/kota dan jurnalis berlangsung khidmat dan hangat, dengan diakhiri berfoto bersama.
Dalam kata pengantarnya, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS menyatakan apresiasi dan terima kasih setulus-tulusnya atas kesediaan Pemkab Kendal sebagai tuan rumah HPN tahun 2022.
Menurut Amir, dengan melihat perpaduan berbagai segmen pada acara HPN tingkat Jateng, sejak di Semarang dan rangkaian kegiatan yang akan dipusatkan di Kendal, mulai Jumat pagi (18/2) hingga Sabtu malam (19/2), maka perayaan HPN tahun ini adalah yang paling megah selama penyelenggaraan.
Amir menerangkan, ragam agenda HPN 2022 dimulai dari Semarang pada 8 Februari lalu, salah satunya khataman Quran. Acara ini spesial karena tak pernah terselenggara di provinsi manapun dalam khasanah ke-PWI-an.
Selanjutnya, kata dia, ada Talkshow 4 Rektor Bicara Media yang menampilkan rektor dari universitas di Semarang yaitu USM, Udinus, Unissula dan Unika Soegijapranata dengan dimoderatori UKSW Salatiga. Agenda ini merupakan upaya membangun citra betapa wartawan punya garis tegas untuk bersinergi dengan akademisi.
”Jika kegiatan ini dirangkai dengan agenda HPN di Kendal berupa pemecahan rekor Muri meminum kopi yang diikuti ribuan wanita, webinar UMKM dengan narasumber istimewa, kunjungan ke kawasan industri, sepakbola bersama Forkopimda dan One Day Tour, maka kami mencatat bahwa HPN kali ini paling megah yang pernah diadakan di Jateng,” tandas Amir yang disambut aplaus hadirin.
Dikatakan dia, pada puncak Sabtu (19/2) malam pihaknya juga akan memberikan penghargaan kepada perseorangan dan institusi atas kepeloporan terhadap peningkatan sumber daya manusia kewartawanan melalui uji kompetensi wartawan.
Alasan PWI mengapa menaruh perhatian kepada peningkatan SDM, kata dia, karena wartawan butuh eksistensi dan martabat. Eksistensi tak bisa didapatkan tanpa ada profesionalitas, dan profesionalitas hanya bisa dibangun dengan mengoptimalkan kompetensi.
Amir juga mengingatkan kembali bahwa wartawan tak hanya butuh kompetensi teknik dalam menulis, namun jauh dari itu harus memiliki kompetensi nurani dan kompetensi eksplorasi etika. Wartawan harus hadir sebagai sang pencerah dengan memberikan cahaya penerang,
Maka, jadilah wartawan yang bermartabat sehingga mengundang respek stakeholder dan mitra kerja. Tak ada kemerdekaan pers yang tanpa batas. Semua ada rambu-rambu. Jangan karena memburu viralitas lalu mengabaikan etika sehingga muncul istilah ‘jurnalisme agama’ dengan konten artis pindah agama dan SARA.
”Sebagai penyampai informasi, edukasi, hiburan dan pilar demokrasi, wartawan juga sebagai pemersatu, dan penyuara kebenaran dengan mengedepankan tanggung jawab sosial. Bukankah Indonesia adalah keberagaman dan berbagai-bagai? Dalam butir Sumpah Pemuda sangat jelas,bahwa kita satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air,” tandas Amir.
*Dorong Empat Pilar*