Kamis, 2 Mei 2024
29 C
Surabaya
More
    Jawa TimurBanyuwangiAntara Si Anas Dan Bawahannya

    Antara Si Anas Dan Bawahannya

    Ada cerita dibalik nama Anas dan bawahannya yang bernama kang Mamat . Anas merupakan bos angkot yang berada di salah satu kota besar yang ada di negeri dongeng dan nama Anas tidak asing di telinga rakyat pada umumnya

    Menelisik sedikit rekam jejak Anas si bos angkot ternama. Dari segi pendidikan, ia sangat luas dan pintar baik segi akademisi maupun kegiatan ekstra sehingga dirinya menjatuhkan putusan untuk mengambil pendidikan di salah satu Sekolah Menengah Atas ternama di salah satu kota negeri dongeng.

    Singkat cerita, si Anas moncer dengan prestasi akademisnya, ia sering mengikuti perlombaan dan menyabet juara begitupun pada kegiatan ekstra, ia aktif dalam kegiatan OSIS. Setelah lulus dari SMA tersebut, ia memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar kota kelahirannya, karena memang cerdas, dirinya pun mendapatkan beasiswa dan pada akhirnya lulus dengan menyandang gelar Sarjana.

    Awal karir Anas si bos angkot ternama

    Setelah lulus kuliah, Anas pun memutuskan untuk mengadu nasib ke rantau. Awalnya, ia mencoba untuk menjadi sopir angkot dan berjalan dengan lancar meski ada hambatan yang ia lalui. Tidak hanya disitu, Anas mencoba mengembangkan penghasilannya dengan mencoba jual beli motor dan mobil bekas. Rintangan pun menghampirinya seperti ditipu pembeli.

    Namun karena kegigihan dan keuletan Anas, rintangan demi rintangan ia lalui dan hingga menjadi bos angkot besar dan ternama dengan nama besar ” Pasukan Jembuk – Jembuk “. Nama tersebut tidak memiliki arti atau makna yang serius, namun dalam nama tersebut makna rekan yang selalu mendukung dalam kondisi apapun..

    Setelah berjalan lama, si Anas membuat perusahaan dengan nama ” Pasukan Jembuk – Jembuk ” dengan mengangkat banyak anak buah, salah satu anak buah yang dipercaya Anas adalah kang Mamat.

    Kang Mamat ini bertugas membantu Anas untuk membantu manajemen perusahaan yaitu mulai dari keuangan, marketing dan sampai merekrut pegawai seperti manajer dan posisi yang strategis lain.

    Sistem kinerja Anas si bos angkot ternama

    Sistem kinerjanya sangat disiplin dan karyawan harus bekerja keras. Kang Mamat pun mau tidak mau harus mengikuti alur main si Anas. Lambat laun usaha itu berjalan dan maju. Banyak yang ingin bekerja pada perusahaan Anas namun tidak mudah juga untuk masuk dan menempati posisi yang pas.

    Suatu ketika ada pelamar sebagai manajer dan sekretaris dua orang yaitu satu laki – laki dan satu perempuan. Dalam wawancara tersebut pada intinya si kang Mamat berbicara terkait dengan syarat jika ingin diterima dan menempati posisi manajer harus membayar uang sebesar  minimal Rp. 100.000.000 untuk sekretaris dan Rp. 300.000.000 untuk manajer.  Dan pada akhirnya kedua pelamar tersebut sepakat dan diterima lah mereka di perusahaan ” Pasukan Jembuk – Jembuk”.

    Baca juga :  Polresta Banyuwangi Siagakan 3.700 Personel Gabungan Amankan Agenda Kunjungan Jokowi

    Setahun berjalan, manajer dan sekretaris tersebut di datangi lagi oleh kang Mamat untuk menyampaikan permintaan Anas. Kang Mamat menyampaikan kalau bos minta uang dulu Rp. 100.000.000 lalu si sekretaris menjawab, wah saya dapat uang darimana uang sebanyak itu dadakan dan malam hari lagi. Lalu kang Mamat menyaut, ya kalau tidak bisa ya saya tidak tanggung jawab kalau posisimu nanti pindah tidak sebagai sekretaris perusahaan lagi. Dengan terpaksa sekretaris mencari pinjaman dengan menjaminkan mobil nya kepada rekan kerja.

    Hal serupa juga dialami oleh manajer dan sekretaris di cabang – cabang dibawah naungan perusahaan ” Pasukan Jembuk – Jembuk “. 

    Opini ini akan berlanjut, masih banyak kisah tentang Anas si pengusaha angkot ternama mulai dari kisah dengan wanita, menelisik aset yang fantastis yang ia hasilkan dari kerja kerasnya, dan salah satu guru spiritual si Anas. (Ditulis Oleh: Veri Kurniawan, Pendiri Forum Analisis Pembangunan Kebijakan Daerah -Foskapda- Banyuwangi)

    Sumber : WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan