Ekbis  

Banyak Pengusaha Tidak Siap dengan Perubahan

Seminar Nasional Kewirausahaan Unsyiah Kuala

Banyak Pengusaha Tidak Siap dengan Perubahan

BANDA ACEH (WartaTransparansi.com) – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengatakan jika adaptasi menjadi satu prinsip yang harus dijalankan agar tetap survive dalam berwirausaha. Menurutnya, perubahan besar dalam dunia bisnis sangat cepat dan membuat banyak orang terkaget-kaget. Bahkan banyak pelaku usaha tidak siap dengan perubahan yang terjadi.

Hal itu disampaikan LaNyalla saat menjadi Keynote Speech di Seminar Nasional Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Selasa (28/9/2021).

Seminar dengan tema ‘Bisnis Kreatif di Era Digital, Mendukung Ekonomi Indonesia Tangguh dan Tumbuh’, juga dihadiri Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Rektor Universitas Syiah Kuala (USK)
Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Mardani H. Maming, Wakil Rektor USK Prof Dr Ir Marwan, Wakil Rektor 4 USK Prof. Dr. Hizir Sofyan, Dekan FMIPA USK Prof. Dr. Teuku Mohammad Iqbalsyah, M.Sc dan civitas akademika USK.

Seminar diikuti oleh 1200 peserta secara virtual yang berasal dari mahasiswa jurusan Statistika di seluruh Indonesia.

Menurut LaNyalla, perubahan sudah dirasakan sejak 1,5 tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Pandemi menghasilkan perubahan yang luar biasa besar dalam peradaban manusia, termasuk perubahan drastis dalam berbagai pola interaksi kehidupan umat manusia. Mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, sosial budaya, dan masih banyak lagi.

“Di sektor ekonomi, salah satu perubahan yang terbesar adalah semakin pesatnya perkembangan ekonomi digital. Pembatasan mobilitas fisik membuat skema bisnis berayun ke arah digitalisasi, dengan sistem teknologi yang semakin maju,” katanya.

Yang ditekankan LaNyalla adalah bagaimana teknologi dan kreativitas berpadu menjadi satu, membentuk sebuah bisnis. Dia mencontohkan Eric Yuan, pendiri Zoom, yang dianggapnya sebagai salah seorang contoh entrepreneur yang berhasil memadukan kreativitas dan sistem digital.

“Hari ini kita dipertemukan secara virtual, melalui aplikasi Zoom, bisnis yang dikembangkan oleh Zoom Video Communications, perusahaan teknologi komunikasi Amerika. Zoom adalah salah satu contoh perubahan radikal dalam pola interaksi umat manusia yang didorong oleh sistem digital. Saya katakan perubahan radikal karena prosesnya sangat cepat, yang mungkin akan terjadi 5-10 tahun lagi. Tetapi kita dipaksa mempercepat karena pandemi Covid-19,” jelasnya lagi.

Eric Yuan mengembangkan Zoom karena terpisah jarak dengan kekasihnya, yang membuatnya hanya bisa bertemu dua kali setahun. Dari China, pada tahun 1997 Eric Yuan pindah ke AS, menuju Silicon Valley. Zoom kemudian go public alias IPO pada 2019. Kini dia sukses besar, dengan harta setara 168 triliun rupiah, masuk peringkat 140-an dalam jajaran orang terkaya di dunia.