Kekalahan di Afghanistan Bisa Jadi Awal Tamatnya Amerika

Kekalahan di Afghanistan Bisa Jadi Awal Tamatnya Amerika
Anwar Hudijono

SIDOARJO (WartaTransparansi.com) – Kekalahan Amerika dan sekutunya di Afghanistan atas Mujahidin Taliban merupakan peristiwa yang tidak masuk akal sama sekali. Semua itu hanya terjadi karena rekayasa Allah. Insya Allah hal ini merupakan garis start tamatnya sejarah Amerika.

Betapa tidak. Taliban itu memiliki jumlah pejuang sekitar 67 ribu orang. Senjatanya sudah tua. Dananya dari infaq. Melawan ribuan tentara Amerika dan Nato. Ditambah tentara pemerintah sebanyak 306 ribu orang. Peralatan dan senjata super canggih. Dukungan dana yang seperti tidak ada serinya.

Demikian disampaikan Anwar Hudijono, veteran wartawan dalam pengajian Fajar Shadiq di Masjid Nurul Azhar, Desa Jatirejo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Ahad, 5 September 2021. Masjid ini merupakan salah satu bangunan korban lumpur Lapindo yang tersisa.

Anwar Hudijono, mantan wartawan Kompas dan Pemimpin Redaksi Harian Surya ini, menelaah peristiwa Afghanistan dalam perspektif Quran surah Al Qashas ayat 4-6. “Firaun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah, dia menindas segolongan dari mereka, dia menyembelih anak laki-laki dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh dia termasuk berbuat kerusakan.” (Ayat 4)

Amerika melakukan tindakan sewenang-wenang. Menghancurkan pemerintahan Taliban karena dituduh melindungi Osama bin Laden yang disangka melakukan pengeboman WTC, 11 September 2001. Baik tuduhan kepada Taliban dan Osama dilakukan sepihak tanpa melalui pengadilan domestik maupun internasional.

Tindakan lebih sadis Amerika adalah menyerang Afghanistan yang dianggap sebagai biang terorisme dalam semangat perang salib baru. “Inilah entry point merebak Islam identik dengan terorisme. Dilanjut dengan gerakan fobia Islam di seluruh jagat. Akhirnya bukan hanya Afghanistan yang jadi korban, umat Islam seluruh dunia juga jadi korban,” katanya.

Amerika selama 20 tahun melakukan penindasan. Melakukan pemboman termasuk yang menelan nyawa anak-anak dan rakyat yang tidak mengerti apa-apa. Mengemasnya sebagai bomb truth (bom kebenaran). Tindakan Amerika mendapat kritik dari warganya sendiri seperti filosuf Noam Chomsky yang menilai justru Amerika teroris nomor satu.

Keberadaan Amerika di Afghanistan seperti fenomena konspsirasi mufsidin (perusak) zaman Mesir kuno yang diabadikan Quran yaitu Firaun, Haman dan Qarun. Di Afghanistan fenomena Firaun divisualisikan dengan menindas, membunuh, sombong dan sewenang-wenang, memecah belah, memperbudak manusia, diskriminatif.