“Saya sengaja mengingatkan semua anak bangsa, bahwa Negara dan Bangsa ini lahir atas peran serta Kerajaan dan Kesultanan Nusantara. Bahkan bangsa ini sejatinya adalah bangsa yang besar dan kuat. Karena Kerajaan dan Kesultanan Nusantara telah memiliki peradaban yang unggul sejak negara ini belum lahir,” ucap LaNyalla.
Ditambahkannya, kiprah dan wilayah kekuasaan Kerajaan dan Kesultanan Nusantara tercatat dengan jelas dalam sejarah dunia. Termasuk, menurut LaNyalla, peninggalan adiluhung kebudayaan hingga karya agung dalam beragam bentuk.
“Saya juga menyinggung sumbangan konkret para Raja dan Sultan Nusantara dalam mendukung Kemerdekaan Republik Indonesia. Termasuk sumbangan material dan dukungan moral dari para Raja dan Sultan kepada Bung Karno dan Bung Hatta dalam masa kemerdekaan dan pembentukan NKRI ini,” ungkapnya.
LaNyalla mengingatkan, Indonesia dilahirkan bukan dari partai politik, yang mana saat ini Parpol justru menjadi sentral penentu kekuasaan dan menjelma menjadi satu-satunya saluran bagi calon pemimpin bangsa untuk dapat dipilih oleh rakyat.
“Karena itu, DPD RI sebagai wakil daerah, terus berkomitmen untuk menyuarakan kepentingan daerah dan stakeholder di daerah, termasuk lembaga adat, yang diwakili oleh Kerajaan dan Kesultanan Nusantara, sebagai salah satu pemegang saham republik ini, agar mendapat tempat yang layak dalam proses penentuan perjalanan pembangunan bangsa dan negara ini,” papar LaNyalla.
Ketua DPD RI mengatakan, saat ini pihaknya mendorong agar terwujud Amandemen Konstitusi Indonesia. LaNyalla menjelaskan, tujuan DPD RI mendorong Amandemen UUD 1945 adalah untuk melakukan perbaikan dan koreksi atas Amandemen sebelumnya di tahun 2002 silam.
“Salah satunya, pentingnya peran DPD RI sebagai wakil daerah untuk terlibat aktif dalam penyusunan Pokok-Pokok Haluan Negara,” sebut mantan Ketua Umum PSSI itu.
“Sekaligus membuka saluran bagi putra putri terbaik bangsa ini untuk mendapatkan hak-nya dalam pemerintahan, yang sejatinya merupakan hak asasi setiap warga negara untuk memilih dan dipilih,” imbuh LaNyalla. (*)