KEDIRI (WartaTransparansi.com) – Ditengah kebijakan PPKM darurat, sejumlah masjid di Kota Kediri tidak melaksanakan sholat Idul Adha berjamaah. Hal tersebut sejalan Surat Edaran Walikota Kediri, No. 450/9/419.033/2021, tentang pembatasan kegiatan masyarakat ditempat ibadah dan pelaksanaan malam takbiran, Salat Idul Adha dan Qurban tahun 1442 Hijriah/2021 di Kota Kediri.
Seperti halnya di Masjid Agung di Kelurahan Kampung Dalem, Kecamatan Kota, Kota Kediri, pelaksanaan Salat Idul Adha berjamaan ditiadakan. Hal tersebut dibenarkan Basyarudin, Sekretaris Takmir Masjid Agung Kota Kediri.
“Benar, di masjid Agung untuk Idul Adha tahun 1442 H atau 2021 ini tidak menyelenggarakan sholat Idul Adha berjamaah sesuai arahan dari Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar,” ungkapnya, Selasa, (20/7).
Pihaknya juga mengatakan, bahwa Takmir Masjid telah mensosialisasikan kepada para jamaah terkait kebijakan yang diterapkan di Masjid Agung tersebut, terkait pelaksanaan Idul Adha 1442 H ditengah situasi pandemi Covid-19 dan kebijakan PPKM Darurat.
“Sudah kami sosialisasikan kepada para jamaah, salah satunya melalui Whatsapp grup jamaah pengajian Masjid Agung Kota Kediri,” imbuhnya.
Sedangkan untuk penyembelihan, akan dilaksanakan pada Rabu malam (21/7), dengan petugas yang terbatas untuk mengantisipasi kerumunan.
“Kurang lebih sekitar 25 orang yang nanti akan membantu proses penyembelihan 3 ekor sapi dan 5 ekor kambing yang rencananya akan mulai kami sembelih ba’da shalat Isya’ sampai selesai” ujar Basyar.
“Untuk pembagian daging kurban ini akan diantar ke masing-masing penerima melalui RT setempat,” tandasnya.
Hal serupa juga berlaku di Masjid Baitul Muttaqien, Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri. Winarko, Takmir Masjid, mengatakan, pihaknya tidak menyelenggarakan Salat Idul Adha berjamaah untuk umum.
“Salat Ied kami lakukan untuk kalangan Takmir Masjid sendiri. Itupun dengan jumlah dan waktu yang sangat terbatas, kurang lebih sekitar 15 menit sudah selesai,” ungkapnya, Selasa, (20/7).
Sementara, untuk kegiatan penyembelihan pihaknya mempercayakan kepada jagal profesional yang sengaja didatangkan untuk melakukan pemotongan.
“Jadi, tidak ada masyarakat yang ikut memotong hewan kurban, sehingga bisa meminimalisir kerumuman,” imbuhnya.
Sedangkan untuk pembagian daging, sama hal nya seperti Masjid Agung, daging diantarkan langsung ke tempat-tempat warga melalui koordinator di masing-masing wilayah RT.
“Sekitar 2-3 orang dari masing-masing RT yang akan membagikan langsung ke rumah-rumah warga,” pungkasnya.(bud)