Artinya masyarakat sangat menginginkan pemutusan mata rantai covid-19 ini dengan cepat khususnya para korban yang terpapar,” bebernya.
Menurutnya, cluster covid-19 yang melanda Bangkalan ini bukan hanya datang dari luar negeri saja. Namun sekarang ini ada yang dari cluster pasar. Apalagi pascalebaran kemarin ada tradisi umat Islam mengunjungi keluarga. “Covid ini merupakan suatu wabah.
Sekarang perlu saya konfirmasikan, 2 minggu kemarin di Kecamatan Klampis ada 21 warga yang terpapar covid 19, isolasi mandiri 17 orang, opname 3 orang, balai diklat 1 orang. Ini dari keimigrasian ada TKW pulang. Lapangan Indrapura 4 orang, meninggal dunia 12 orang. Semuanya terdeteksi dari pusat. Syukur alhamdullilah lembaga pemerintahan kepeduliannya sangat tinggi,” jelasnya.
Adanya peningkatan pandemi covid-19 ini membuat beberapa lembaga termasuk PMI dan pemerintah menerjunkan relawan. Mereka berkonsentrasi di Kecamatan Arosbaya. Pemprov Jatim juga mengirimkan tim medis ke Kecamatan Klampismelakukan swab PCR. “Hanya saja dari data hasil 100 PCR yang sudah dilaksanakan, belum kami terima secara kongkrit. Tadi malam ada 25 orang yang terpapar covid.
Sehingga Camat Klampis menghadap Bupati dan Kadinkes meminta lockdown. Karena beberapa waktu petugas tenaga kesehatan juga dokternya terdeteksi covid,” tambahnya.
Dia berharap ada kebijakan kedepan melalui dinkes untuk mengambil langkah-langkah memfasilitasi tentang kebutuhan pelayanan kesehatan di Kecamatan Klampis. Karena nakes sudah banyak yang berkurang. Dari Polda Jatim juga sudah hadir menyerahkan sembako.
“Yang pasti penolakan warga terhadap penyemprotan sudah tidak ada lagi. Karena ini sebuah kebutuhan mumpung pelayan pemerintahan peduli semua, masih sehat bisa bergerak ke sana kemari, kami sangat berterima kasih sekali dan berlapang dada,” ujarnya. (*)