Sabtu, 14 September 2024
24 C
Surabaya
More
    OpiniTajukHJKS 728 Prokes & Virtual, Target tidak ada Pengangguran

    Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

    HJKS 728 Prokes & Virtual, Target tidak ada Pengangguran

     

    Peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke 728, sangat menumental sebagai kebangkitan berbagai sektor di masa pandemi Covid-29 maupun pemulihan ekonomi nasional.

    HJK Surabaya tepat pada tanggal 31 Mei 2021, dengan mengambil sejarah bahwa pada tahun 1293 ketika Raja Ujung Galuh, Arya Lembu Sora, mulai mengenalkan nama Surabaya

    Senin (31/5/2021) Peringatan HJKS ke 728 diselenggarakan dengan protokol kesehatan dan sscara virtual dengan perwakilan masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD). Dimeriahkan berbagai kegiatan lomba maupun bakti sosial.

    Dengan demikian komitmen Kota Surabaya menjaga protokol kesehatan (Prokes) selama masa pandemi Covid-19, tetap konsisten dan terus menerus mengawal dengan melakukan kegiatan secara Prokes

    Apalagi, harapan Wali Kota Surabaya
    Eri Cahyadi, seluruh masyarakat Surabaya dapat memiliki pekerjaan. Baik pekerjaan melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) maupun di perusahaan.

    “Saya selalu katakan, masyarakat Surabaya ini harus memiliki pekerjaan semua. Apakah pekerjaan yang melalui UMKM atau dia kontrak dengan sebuah perusahaan,” kata Wali Kota Eri, Jumat (28/5/2021).

    Selain mendapat pekerjaan, juga menginginkan agar pendapatan semua warga Surabaya dapat mencapai minimal UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota). Atau, dalam setiap KK (Kartu Keluarga) pendapatannya terakumulasi Rp7 juta.

    Guna mencapai target masyarakat bekerja semua atau tidak ada pengganguran,
    Pemerintah Kota Surabaya tengah menyiapkan strategi khusus sebagai bentuk intervensi bagi warga yang pendapatannya masih di bawah UMK.

    Namun, agar pemberian intervensi ini dapat tepat sasaran, Pemkot Surabaya saat ini juga tengah menyelesaikan pembaruan data Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

    Data MBR tersebut, nanti akan jadi rujukan oleh Pemkot untuk memberikan intervensi kepada warga yang pendapatannya masih di bawah UMK.

    Wali Kota Eri menargetkan, pendataan MBR yang dilakukan melalui kelurahan dan kecamatan bisa rampung pada 4 Juni 2021. Setelah itu baru disentuh atau diintervensi.

    Strategi khusus dengan model intervensi,
    diberikan Pemkot Surabaya, dapat berupa pelatihan UMKM, penyediaan lahan untuk budidaya tambak hingga jenis pekerjaan lain.

    Bahkan, tidak hanya memberikan intervensi berupa pelatihan UMKM. Pemkot Surabaya juga siap membantu para pelaku UMKM untuk mempromosikan hingga menjualkan produk usaha para pelaku usaha.

    Surabaya telah berkembang jauh dari kota yang relatif kecil dan kumuh di akhir abad ke 19, menjadi kota Metropolitan di akhir abad ke-20 dan pada kurun abad ke-21 menjadi salah satu Metropolitan dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.

    Kota yang pada kurun abad ke-20 dan awal abad ke-21 dipandang panas dan kumuh ini juga berhasil mengubah menjadi salah satu kota Metropolitan yang paling tertata di Indonesia dengan kualitas udara terbersih.

    Kota Surabaya memiliki luas sekitar ±326,81 km², dan 3.158.943 jiwa penduduk pada tahun 2019. Daerah Metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah kawasan Metropolitan terbesar kedua di Indonesia setelah Jabodetabek.

    Surabaya dan wilayah Gerbangkertosusila dilayani oleh sebuah bandar udara, yakni Bandar Udara Internasional Juanda yang berada 20 km di sebelah selatan kota, serta dua pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Ujung.

    Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan Arek-Arek Suroboyo (remaja dan pemuda Surabaya) dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari serangan penjajah.

    Surabaya juga sempat menjadi kota terbesar di Hindia Belanda dan menjadi pusat niaga di nusantara yang sejajar dengan Hong Kong dan Shanghai pada masanya.

    Menurut Bappenas, Surabaya adalah salah satu dari empat pusat pertumbuhan utama di Indonesia, bersama dengan Medan, Jakarta, dan Makassar.

    Surabaya menjelma jadi kekuatan Indonesia karena mampu mengubah menjadi kota wisata dengan destinasi taman kota, bangunan kuno, inovasi pembangunan di atas laut dengan Suramadu dan Jembatan Suroboyo. Juga ikon wisata di atas dan sekitar kawasan sungai.

    Wali Kota Eri berjanji dengan intervensi atau sentuhan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), merawat dan terus merajut peninggalan Wali Kota Tri Rismaharini dalam membangun dan mempercantik kota. Akan membuat semua indah dan semakin indah.

    Apalagi, Wali Kota Eri, sejak menjabat terus melakukan penguatan di kelurahan dan kecamatan, juga mengawasi dengan detail kebutuhan pembangunan warga kota, semoga semua ikhtiar pada HJKS ke 728, semua manajemen perencanaan semakin membaik, bahkan mampu memenuhi target tidak ada pengganguran.

    Indahnya, Kota Surabaya dengan sentuhan pembangunan mampu mengubah tradisi kurang bersih, menjadi budaya menjaga kebersihan.

    Dari pendapatan dari kunjungan wisata terbatas melompat menjadi prioritas hingga level atas. Dari MBR menjadi MBC (masyarakat berpenghasilan cukup) karena sang pemimpin, Wali Kota Eri “mikul duwur” dalam menjaga hasil pembangunan. Mau gotong royong dalam melanjutkan berbagai terobosan pembangunan dengan memprioritaskan warga Kota Surabaya semua bekerja.

    Surabaya semakin indah karena pada percepatan pembangunan kawasan Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik) dan Gerbangkertasusila, sssuai Peraturan Presiden menjadi pusat semua kegiatan dengan tetap menjaga Prokes, membangkitkan semangat warga berusaha, dan memulihkan ekonomi dari semua sektor.

    COPYRIGHT © 2021 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan