Jadi Penguji Doktor UNNES, Menpora: Software Running Monitor Bermanfaat untuk Dunia Olahraga

Jadi Penguji Doktor UNNES, Menpora: Software Running Monitor Bermanfaat untuk Dunia Olahraga
Menpora Jadi Penguji : Menpora Zainudin Amali menjadi penguji dalam sidang terbuka disertasi mahasiswa program doktor (S3) program pendidikan olaharga Universitas Negeri Semarang (UNNES), Andry Akhiruyanto, Jumat (7/5/2021)

Andry Akhiruyanto mengklaim Running Monitor temuannya ini merupakan aplikasi mampu berkemas secara real time, sehingga setelah selesai berlari pelatih dan pelari langsung bisa mengamati performa lari yang telah dilakukan.

Adapun penelitian ini menggunakan metode research and development. Model penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan borg and Gall. Penelitian ini memiliki dua tujuan utama, yaitu mengembangkan (software) produk sebagai fungsi pengembangan dan menguji keefektifan produk dalam menghadapi tujuan.

“Validasi produk diperoleh melalui evaluasi ahli, pakar yaitu akademis praktisi atletik, ini coba produk skala kecil dan skala besar dan uji efektifitas. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, kuesioner dan wawancara,” paparnya.

Sementara terkait hasil penelitian, dia telah melakukan percobaan di lapangan dengan seorang pelari yang menggunakan Running Monitor. Pelari menempuh jarak 109 M, dapat diketahui kecepatan yang ditempuh yakni maksimal 23,46 m/s, durasi waktu 11,06 detik, panjang langkahnya 1,8 m, jumlah langkah 55.52, 1 detik menghasilkan 5,020 langkah dan untuk 1 langkah membutuhkan waktu 0,199 detik.

Dengan temuannya ini, Andry Akhiruyanto telah mematenkan buku ber ISBN, Sprint Analyzer dan hak kekayaan intelektual. “Produk Sprint A ini sudah saya daftarkan di google playstore. Karena sekarang masyarakat banyak menggunakan android sehingga masyarakat lebih mudah mendownload Sprint A ini,” jelasnya.

Menpora Amali pada kesempatan ini mengajukan sejumlah pertanyaan kepada Andry Akhiruyanto. Diantaranya terkait positioning software ini penempatannya dalam deign olahraga nasional yang tengah disusun pemerintah. Apakah bagian dari hilir atau hulu. Selain itu, Menpora juga mempertanyakan alasan promovendus memilih aprint sebagai objek penelitian, padahal untuk ada cabang olahraga lain yang popular dan lebih marketable dalam kalau memasarkan aplikasinya.

Setelah mendengarkan paparan dan jawaban dari Andry Akhiruyanto, Menpora Amali mengaku puas dan menghargai inovasi yang dilakukan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang olahraga atau sport science.

“Ini satu sumbangsih yang sangat positif bagi pengembangan olahraga kita apalagi sekarang kita sudah punya desain besar atau grand design tentang olahraga nasional,” kata Menpora Amali.

Menpora Amali siap membantu untuk memtenkan software tersebut di Kementerian Hukum dan HAM apabila ada kesulitan.“Sekali lagi ini sangat bemanafaat dan ini adalah inovasi yang berupa kontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahun dan teknologi di bidang keolahragaan,” jelasnya.(*)