JAKARTA (Wartatransparansi.com) – ” Mula-mula kami ragu. Masih perlukah Anugerah Kebudayaan PWI digelar di ajang peringatan Hari Pers Nasional ( HPN ) 2021? Keraguan ini seiring dengan bagaimana peringatan HPN 2021 akan digelar.
Tahun lalu di Banjarmasin, kami sudah menetapkan Kendari, Sulawesi Tenggara sebagai tuan rumah HPN 2021. Tetapi, selepas HPN 2020 tiba-tiba badai pandemi Covid-19. tutur Auri Jaya, Ketua Panitia Pelaksana HPN 2021, Rabu (3/2/2021) seraya melanjutkan : ” Kami sempat berharap badai akan cepat berlalu.
Karena itu, sempat pula bertahan bahwa puncak peringatan HPN 2021 tetap di Kendari. Apalagi, ketika itu seakan pandemi Covid – 19 sempat mereda. Namun hanya sekejap. Badai seakan datang kembali. Dari situlah keraguan kami mulai muncul. Di tengah keraguan itu, kami pun sepakat untuk tetap menggelar peringatan HPN 2021. Tidak lagi di Kendari. Tetapi, di Jakarta.”
Ia mengisahkan hal itu di sela-sela kesibukannya mempersiapkan rangkaian puncak kegiatan HPN tanggal 6-9 Februari 2021, Ancol- Jakarta baik secara luring dan daring. Bersama Pemprov DKI Jakarta selaku tuan rumah. Presiden Joko Widodo telah menyatakan bersedia hadir dan secara virtual dari Istana Merdeka, pada resepsi puncak 9 Februari 2021. “Event luringnya dengan undangan terbatas, dan protokol kesehatan yang sangat ketat, ” paparnya.
Untuk pindah dari Kendari ke Jakarta, Auri Jaya panjang lebar menceritakan kisah di belakangnya. Termasuk bagaimana komponen pers yang dimotori Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari selaku Penanggungjawab HPN, harus melobi Gubernur Anies Baswedan.
“Alhamdulillah, Gubernur Anies Baswedan menyambut kami dengan tangan terbuka. Meski kami datang bukan pada waktu yang tepat. Kita semua mengetahui, saat itu bahkan sampai kini DKI Jakarta dan tentu juga hampir semua kepala daerah masih harus terus berjuang untuk menghadapi pandemi Covid –19 beserta dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan. Tentu, kami mengucapkan beribu terima kasih kepada Gubernur DKI Anies Baswedan dan seluruh jajarannya,” tambah Auri.
Siap Terima Tamu Istimewa
Sebagai wartawan senior, yang peduli seni budaya, bahkan tahun lalu menggelar ulang pertunjukan teater “Panembahan Reso” karya Rendra di Jakarta, Auri Jaya menaruh perhatian khusus pada Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, sejak HPN di Banjarmasin. Pada waktu itu ia untuk peratama kalinya menjadi Ketua Panitia Pelaksana HPN.
Bagi Auri, Anugerah Kebudayaan PWI Pusat sejak 2016 yang dimotori wartawan kebudayaan senior Yusuf Susilo Hartono Pengurus PWI Pusat, merupakan apresiasi dan kolaborasi pers dengan pemimpin daerah untuk pemajuan kebudayaan dan literasi media.
” Menurut hemat saja, 10 bupati / walikota yang dipilih oleh lima orang juri yang kompeten, adalah para pamong yang telah teruji di lapangan, dan menunjukkan berbagai upayanya membangun daerah / kota dengan pendekatan maupun orientasi kebudayaan dan media. Sebuah pendekatan maupun orientasi yang berspektif masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Menghargai berbagai warisan alam, warisan budaya, nilai-nilai kearifan lokal, dan berbagai kreativitas modern,” tutur Auri menilai.
Dan yang paling penting sekarang ia tidak ragu lagi bahkan siap menerima para bupati/walikota sebagai tamu istimewa pada puncak HPN di Ancol. Bahkan tidak sabar ingin melihat bagaimana ke-10 pemimpin daerah itu mengenakan pakaian adat masing-masing, sebagai bentuk penghormatan atas kebhinneka tunggal ikaan. (hms hpn)