Opini  

Pasien Wafat, Surabaya Raya Ungguli Jakarta

Pasien Wafat, Surabaya Raya Ungguli Jakarta
Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh : Djoko Tetuko (Pemimpin Redaksi Transparansi)

(Masyarakat Perlu “PSBB Mandiri)

Perkembangan penanganan Covid-19 di Jatim, terutama Surabaya Raya samakin menampakkan hasil nyata bahwa penyebaran virus Corona masih berpotensi tinggi. Terbukti jumlah pasien wafat sudah mengungguli Daerah Khusus Ibu kota Jakarta.

Situasi dan kondisi ini, maka semua elemen masyarakat, masih harus melakukan pengetatan atau pengawasan sendiri atau “PSBB Mandiri”, supaya mampu mencegah, mengurangi, dan mempercepat menangani virus Corona dengan selamat dan baik.

Mengapa masih perlu “PSBB Mandiri” (Pengawasan Sosial Berskala Besar Mandiri) bersifat mandiri, sebab sampai hari ini (Minggu, 26/7/2020), Surabaya Raya —Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik—, pasien wafat sudah jauh mengungguli Jakarta. Itu berarti pasien kasus positif terinfeksi virus Corona di Surabaya Raya, ketika terinfeksi, maka kemungkinan tidak terselamatkan atau wafat cukup tinggi.

Jika data kasus sampai tanggal 25 Juli 2020, Jakarta tercatat ;
(Kasus positif : 18.741 ;
Sembuh : 11.725 ; dan
Wafat : 755)
(18.741 ; 11.725 ; 755).
Sementara Surabaya Raya ; (Kasus positif : 12.848 ; Sembuh : 7.072 ; dan wafat 1.050).
(12.848 ; 7.072 ; 1.050).

Dari analisa data di atas secara sederhana, bahwa penanganan pasien tidak tertolong atau kurang mampu diselamatkan masih tinggi di Surabaya Raya, dengan selisih hampir sekitar 250 pasien. Itu berarti masyarakat harus melakukan pengawasan secara mandiri terhadap diri mereka sendiri, supaya dalam bersosial, bisa memilah dan memilih tempat aman dan nyaman. Juga tanpa segan-segan menjauhi kerumunan atau tempat berkumpul massa yang sangat potensi dalam hal penularan virus Corona.

Memahami potensi kerumunan massa seperti pasar tradisional, masih sangat tinggi terinfeksi virus Corona, Pemerintah Kota Surabaya menggelar rapid test dan swab massal di Pasar Pabean, Sabtu (25/7/2020).

Kepala Satpol PP Eddy Christijanto mengatakan total ada 347 orang di rapid test. Mereka terdiri dari pedagang ikan di Pasar Pabean dan di Jalan Panggung. Selain itu, pengunjung serta supplier ikan saat sedang mengirim ikan basah juga ikut dirapid.

Dari hasil rapid test 347 orang tersebut, 47 orang dinyatakan reaktif. Mereka langsung dilakukan swab test. Walaupun belum tentu positif covid-19. Tetapi sementara ini mereka diinapkan di hotel untuk isolasi sambil menunggu hasil swab keluar.

Kesigapan Surabaya menggelar rapid test dan swab massal ini, menunjukkan bahwa Satgas Gugus Tugas Covid-19 Surabaya, menyadari bahwa jemput bola untuk penanganan Covid-19, sangat efektif untuk pencegahan sekaligus memberi pemahaman bagi masyarakat bahwa sangat penting menjaga kesehatan, sekaligus mengeterapkan protokol kesehatan.

Penjelasan dari Satgas Gugus Tugas Covid-19 Surabaya, bahwa
rapid test disertai swab massal merupakan tindaklanjut dari kegiatan serupa di Pasar Keputran Utara dan Pasar Keputran Selatan. Sebagaimana diketahui akibat sejumlah pedagang positif terinfeksi virus Corona Pasar di tengah kota Surabaya itu, ditutup 2 minggu.

Pemkot Surabaya gencar untuk menekan potensi penyebaran covid-19, dengan berbagai aktifitas nyata. Salah satu sasarannya adalah pasar-pasar tradisional. Oleh karena itu, masyarakat ketika memperoleh informasi wilayah atau daerah tempat kerumunan massa seperti pasar tradisional masih tinggi penyebaran virus Corona, maka wajib menghindari dengan “PSBB Mandiri”.

Apalagi, dalam upaya memaksimalkan penanganan dan pencegahan Covid-19,
razia gabungan juga digelar oleh Satpol PP Kota Surabaya dengan Polisi dan Garnisun. Bahkan, jajaran di 31 kecamatan juga melakukan razia secara serentak. Mereka melakukan penertiban terkait jam malam sebagaimana diatur dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 33 Tahun 2020. Razia serentak ini berlangsung selama tiga hari, yakni pada 23 – 25 Juli 2020.

Penanganan dan Pencegahan Covid-19 secara masiv, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus turun langsung ke lokasi kerumunan massa, termasuk warung kopi. Bahkan tidak segan-segan membubarkan. Juga selalu mengingatkan warga agar menggunakan masker. Bahkan, Sabtu malam (25/7/2020)
Wali Kota Risma melakukan sidak dengan cara berkeliling ke jalan protokol Kota Surabaya untuk menertibkan warga agar patuh terhadap protokol kesehatan.

Sekitar 2 jam Wali Kota Risma, Sidak berkeliling di Jalan Tunjungan, Darmo, Panglima Sudirman, Taman Bungkul, Diponegoro, Ciliwung, Pasar Kembang, Kedungdoro hingga Jalan Blauran Surabaya. Dengan menggunakan mobil dan membawa pengeras suara, termasuk membubarkan para pesepeda yang masih bandel bergerombol.

Oleh karena itu, kepada masyarakat luas, terutama di wilayah Surabaya Raya, patut melakukan PSBB Mandiri” dengan melakukan pengawasan atau pengetatan terhadap diri sendiri, keluarga dan masyarakat satu komunitas serta kantor dengan jumlah karyawan lebih dari 10 orang, sangat penting. Mengingat menyebaran virus Corona di Surabaya Raya dan 35 daerah di Jatim, masih tinggi.

Hari-hari ini serta kebiasaan kehidupan menyesuaikan suasana masa pandemi Corona, memerlukan kampanye atau gerakan masaal, sekurang-kurangnya hingga akhir September;
(1) wajib memakai masker setiap hari di mana saja; (2) menjaga kebersihan lingkungan minimal rumah ada tempat cuci tangan dan kaki; (3) tempat umum seperti masjid, mushola, tempat peribadatan lain mengeterapkan standar protokol kesehatan; (4) menjaga jarak di tempat pertemuan umum dan mengeterapkan standar protokol kesehatan; (5) tidak keluar rumah jika kondisi kurang sehat atau kurang fit; (6) pasar tradisional, toko pasar modern, warung kopi, kerumunan masaa sejenis, berlaku ketentuan standar protokol kesehatan dan phisycal distanching; (7) mall dan tempat keramaian sejenis berlaku standar protokol kesehatan, (8) secara mendiri tidak mendatangi tempat atau lokasi dengan potensi penularan tinggi ; (9) Terus ikhtiyar bathin dengan membaca doa secara rutin. (JT)