Selamat Jalan Ibu “Guru Bangsa”

Selamat Jalan Ibu “Guru Bangsa”
Djoko Tetuko Abdul Latief

Oleh : Djoko Tetuko

Innalillahi wa Inna ilaihi Roji’un, telah pulang ke rahmatullah, almarhumah Hj Fauziah binti Ali (Hj Fauziah Mahmud Mattalitti, ibunda Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti), Jumat 3 Dzulhijjah 1441 H/24 Juli 2020, di rumah duka Jl Dharmawangsa Dalam Selatan No 11 Kompleks Unair Surabaya.

Wafat pada hari Jumat Legi (Jumat Manis) merupakan takdir ketetapan Allah SWT, karena kematian adalah rahasia ILAHI ROBBI, tanpa diketahui siapa pun, kecuali kadang diberikan tanda-tanda khusus. Atau bagi orang-orang tertentu diberi semacam petunjuk. Dan almarhumah Hj Fauziah binti Ali, telah berpulang bertepatan dengan hari Jumat begitu dirindukan kaum muslim, juga pada awal Dzulhijjah, hari dimana amal sholeh disukai Allah SWT.

Catatan singkat almarhumah Hj Fauziah, ialah seorang ibu sekaligus “guru bangsa”, beliau telah melahirkan seorang putra, La Nyala Mahmud Mattaliti, Ketua DPD RI, tokoh pemuda Surabaya aktif di ormas Pemuda Pancasila, juga pernah menjadi Ketua Kadin Jatim. Sang ibu begitu kuat menanamkan pendidikan akhlaq, rendah hati, juga selalu menebarkan pesan kepada putra-putrinya, agar selalu mencontoh almarhum sang suami, Mahmud Mattaliti, seorang dosen.

Suatu ketika selesai Pemilu 2004, ketika itu penulis sebagai caleg Patriot Pancasila, diminta menemani La Nyala Mahmud Mattaliti, menjeguk almarhumah sedang sakit di rumah sakit daerah Nginden, dengan penuh keibuan almarhumah berpesan, “Kamu jadilah dosen seperti ayahmu, jadilah guru bagi anak-anak bangsa”.

Pesan almarhumah berusaha selalu diwujudkan oleh La Nyala dalam berbagai aktifitas, dengan begitu tinggi keinginan menjaga amanat sang ibu, supaya menjadi seorang dosen. Berbagai aktifitas berbau pendidikan didirikan dan aktif dalam “La Nyala Mattaliti Institute”, berbagai work Shop, pelatihan, juga kegiatan sosial. Dorongan almarhumah dan pesan-pesan serta doa suci begitu Agung, sehingga mengantarkan sampai sang putra menjadi Ketua DPD RI. Itulah keberhasilan sang ibu sehingga pantas mendapat predikat ibu “Guru Bangsa”.

Mengapa? Sang putra, La Nyala M Mattaliti, begitu piawai memegang amanat sebagai senator dengan menyambung aspirasi berbagai kepentingan anak bangsa, sekaligus menjembatani dengan eksekutif maupun legislatif. Kehebatan seorang putra tidak lepas dari pendidikan ibu dari sejak dilahirkan sampai mencapai derajat bermartabat.

La Nyala dengan berbagai kepiawaian dan mampu menjadi senator sangat tangguh, juga begitu hebat melakukan komunikasi ke berbagai komunitas, itulah sang “Guru Bangsa”, mengajarkan tata krama kebangsaan dalam koridor berbangsa dan bernegara, berdemokrasi sejati. Dan sang ibu “Guru Bangsa”, Hj Fauziah telah sampai pada akhir pengabdian kepada ILAHI ROBBI, dipanggil kembali pada usia sekitar 80 tahun menghadap sang Pencipta. Selamat jalan ibu “Guru Bangsa”

Kharisma seorang ibu, sebagaimana hadis diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Dari Abu Hurairah, dia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya: ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?’ Rasul pun menjawab: ‘Ibumu’. ‘Lalu siapa lagi?’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ayahmu’.”