SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Menghadapi PON Papua, KONI Provinsi Jawa Timur hendaknya menyiapkan atletnya dengan sungguh sungguh. Atlet yang saat ini menjalani Puslatda agar terus di pantau dan menghindari cidera mengingat PON sudah semakin dekat.
“Tim kesehatan, tim gizi dan teknik juga harus berjalan seirama,” ungkap Kodrat Sunyoto,anggota Komisi E DPRD Jawa Timur kepada wartatransparansi.com, di kantornya DPRD Jawa Timur, Senin (2/3/2020) .
Tugas KONI Jawa Timur untuk meraih prestasi maksimal di PON Papua tidak ringan karena semua daerah tujuannya sama yakni merebut emas sebanyak banyak. Di lapangan persaingan pasti ketat.
Semua provinsi (34 kontingen) tentu menargetkan medali emas, memperbaiki posisi dari PON sebelumnya, bahkan ingin juara umum. Bukan hanya tuan rumah, tapi juga provinsi lainnya seperti Jawa Timur, Jabar, DKI Jakarta.
Kodrat Sunyoto mengatakan, pencoretan 10 cabor (cabang olahraga) dari PON Papua, diakuinya memberikan dampak besar kepada Jawa Timur. Juga provinsi lain yang mengandalkan 10 cabor itu. Tapi ini sudah keputusan pusat, ya harus diterima.
Anggota DPRD tiga priode ini menyatakan, PON Papua harus dinikmati dengan senang. Sebab Papua memiliki kekayaan alam dan seni budaya yang luar biasa.
“PON XX Papua saya menyebutnya sebagai PON NKRI karena disinilah anak bangsa dipertemukan dalam semangat sportivitas,” kata Kodrat Sunyoto.
Kami terus memantau perkembangan selama atlet menjalani Puslatda. Kami juga sering bertemu dengan pelatih maupun official. Secara kelembagaan, Komisi E DPRD Jawa Timur juga sering hearing dengan KONI Jawa Timur.
Intinya bahwa KONI Jawa Timur harus menangani atletnya dengan serius agar bisa mempertahankan prestasi minimal sama saat PON di Jabar, syukur juara.
Untuk menuju kesana, kata Kodrat Sunyoto, faktor fisik harus disiapkan secara baik, lalu gizi atlet, latihannya harus sesuai program dan harus bermental juara. Yang terakhir ini menjadi kunci utama, ujarnya kembali menegaskan.
“Kami mendorong agar KONI Jawa Timur memperbanyak tryout dalam negeri naupun luar negeri terutama ke negara negara yang memiliki prestasi dunia. Kalau Basket kiblatnya Thiland misalnya, ya atlet bisa dikirim ke Thailand,” Demikian juga dengan cabor lainnya.
PON XX/Papua sebenarnya sama dengan PON Jabar dan lainya. Yang membedakan, secara kebetulan saja tempatnya di Papua. Karena tempatnya jauh, sehingga memerlukan banyak anggaran. Terutama provinsi yang ada di Jawa.
Tapi ini sama ketika PON berlangsung di Jatim atau Jabar. Papua harus menyiapkan dana yang tidak sedikit.
PON itu tujuannya, bukan hanya soal tolak ukur pembinaan atlet melainkan juga pemerataan pembangunan olahraga.
Melalui PON itupula, Papua bersemangat membangun fasilitas olahraga. Dampaknya, prestasi atlet Papua diharapkan juga akan meningkat. (min)