Jumat, 4 Oktober 2024
29 C
Surabaya
More
    AdvertorialPemkab Kediri Gulirkan Gerakan Serentak Tangani OPT

    Pemkab Kediri Gulirkan Gerakan Serentak Tangani OPT

    KEDIRI – Pemerintah Kabupaten Kediri melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, melaksanakan Gerakan Serentak Penanganan dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Tidak tanggung-tanggung, gerakan serentak ini dilaksanakan di 700 hektar lahan pertanian yang tersebar di 25 kecamatan wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

    Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Anang Widodo, saat memimpin kegiatan tersebut di Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, mengatakan, kegiatan ini merupakan respon perhatian Bupati dalam hal pertanian. Dimana, pada puncak musim hujan banyak dilaporkan lahan pertanian mendapat serangan OPT terutama hama tikus.

    Pemkab Kediri Gulirkan Gerakan Serentak Tangani OPT

    “ Pelaksanaan sudah berlangsung Senin (13/2/2020) lalu, dan sifatnya mendesak untuk dilakukan tindakan, adalah penanganan hama tikus. Dimana karakter tikus, setelah baru melahirkan malamnya sudah berkembangbiak lagi. Bahkan, ketika berusia tiga minggu, anak tikus sudah siap berkembang biak. Dalam kondisi normal, satu pasang saja bisa berkembang menjadi 1100 ekor,” ungkapnya, kemarin

    Dijabarkan Anang, pengendalian tikus yang diaksanakan pada hari ini adalah pelatihan kepada petani mengenai cara pemasangan racun tikus di lahan pertanian. Dimana diharapkan penggunaan racun oleh petani adalah sistemik dan tidak kontak langsung.

    “Maksudnya agar petani memasang racun yang kami siapkan ini di jalur yang sering dilalui tikus. Karena karakter tikus satu lagi adalah menggunakan jalan yang sama setiap harinya,” imbuhnya.

    “Racun sistemik artinya tikus tidak langsung mati setelah makan racun. Hindarkan racun kontak langsung, yaitu tikus akan mati setelah makan racun. Ini karena tikus akan mempelajari kenapa rekannya mati setelah makan makanan yang diracuni tersebut,” ucapnya.

    Terakhir, Anang juga mengatakan, agar kegiatan ini diharapkan ditindaklanjuti oleh para Petani untuk diterapkan di lahannya masing-masing. Dengan pelaksanaan sebanyak 700 hektar, diperkirakan mampu memberikan multiplier effect di 2500 hingga 3000 hektar lahan pertanian.(adv/kominfo/bud)

    COPYRIGHT © 2020 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan