Duabelas (12) Robiul Awal merupakan titik awal peradaban umat manusia, setelah dunia mengalami masa fatroh kenabian ( kekosongan Nabi ) yang tercatat dalam syiroh nabawiyah kurang lebih sekitar 5 abad lamanya. Karena di Bulan Robiul awal lahir sosok seorang insan paripurna.
Hadir sebagai nabi dan rosul sekaligus serta pemungkas dari utusan-utusan Allah sebelumnya dengan misi utama menyempurnakan peradaban manusia yang berakhlak mulia. Insan kamil itu bernama Nabi Muhammad yang ajarannya melintasi batas wilayah, zaman dan generasi, sehingga wajar kalau Cendikiawan Muslim Pakistan M. iqbal menyebutnya Muhammad sebagai moqodimah alam semesta.
Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses penempaan yang panjang, lahir dalam kondisi yatim, di tengah-tengah masyarakat yang mengalami krisis moral dan sosial yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan dan banyak cobaan-cobaan lainnya adalah instrumen penting yang membentuk kematangan kepribadiannya sampai akhirnya di angkat menjadi nabi dan rosul saat umur 40 tahun.
Dari sinilah proses membumikan misi kenabian dan kerasulan dimulai dengan keteguhan prinsip yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, memulai dengan menata dan merombak struktur masyarakat yang korup. Nabi hadir dengan membawa sistem kepercayaan alternative yang egaliter dan membebaskan. Karena ajaran yang disampaikan nabi membawa pesan bahwa segala bentuk ketundukan dan kepatuhan hanya kepada Allah bukan kepada manusia. Sistem ajaran yang dibawa nabi adalah menegakkan nilai-nilai sosial: persamaan hak, persamaan derajat diantara sesama manusia, kejujuran dan keadilan dengan merombak masyarakat pagan jahiliyah menuju masyarakat beradab.
Gerakan reformasi inilah yang membuat para penguasa mekah geram dan merasa terancam kepentingannya. Sehingga kehidupan Nabi Muhammad dan para pengikutnya diboikot, di intimidasi, bahkan taruhannya nyawa yang dialami oleh Nabi Muhammad dan pengikutnya. Karena konsep ajaran yang dibawanya menyatakan bahwa status manusia tidak di ukur oleh kekayaaan maupun jabatan melainkan diukur oleh kesalehannya. Inilah reformasi yang mengguncang dunia walau dalam kurun waktu yang cukup singkat 23 tahun.
Puncak keagungan Muhammad sebagai peletak dasar-dasar nation state adalah karya agungnya sebagai masterpiece seorang pemimpin berkelas dunia tiada tanding sampai hari ini adalah shohifatul Madinah (piagam madinah) dengan platformnya yang berbasis pada keadilan, kebersamaan, persaudaraan lintas agama, lintas suku dan lintas budaya. Bahkan masyarakat madinah saat itu lebih dominan non muslim daripada yang muslim karena terdiri dari tiga suku yaitu suku Yahudi yang sudah lama menetap di Madinah, suku Quraizah dan suku Nadhir, sedangkan Umat Islam hanya terdiri dari muhajirin dan Ansor yakni pribumi dan pendatang.
Tapi dengan piagam madinah Muhammad mampu memperlakukan sama sebagai konsensus politik kolektif yang lahir dari sosio-kultural masyarakat Madinah yang majemuk. Narasi agung piagam madinah inilah membentuk karakter politik yang bersifat demokratis, menolak segala pemerintahan yang otoriter.
Prinsip musyawarah, amanah, transparan dan kejujuran dalam berpolitik menghantarkan, dan mempersonifikasi dirinya sebagai pemimpin terbaik dunia sepanjang perjalanan peradaban umat manusia. Dengan Keluhuran akhlaknya Michael Hart menempatkan Muhammad The Most Influential Persons In History Tokoh peraih Award peringkat pertama pemimpin yang paling berpengaruh di Dunia.
Hal ini dibuktikan ketika melakukan Fathu Mekah ( penaklukan Mekah). Ditengah pasukannya yang begitu geram dan dendam atas masa lalu yang menyakitkan, nabi berdiri tegak mengingatkan pengikut dan pasukannya dengan suara lantang Hazha Yaumul marhamah la yaumul malhamah ( ini hari menebar kasih sayang bukan hari untuk melakukan peperangan dan pertumpahan darah. Inilah sebuah revolusi terbesar yang dibangun diatas kearifan, kebijaksanaan yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang diakui dunia.
Maulid Nabi adalah momentum untuk menghadirkan memori kolektif kita akan perjuangan Nabi Muhammad menginstusionalisasikan akhlak mulia dengan menjalankan perintah iqro’dan ajaran Islam rahmatan lilalamin. Akhlak Nabi Muhammad dalam membangun masyarakat madani relevan untuk diaktualisasikan dalam konteks ke-Indonesiaan. Kepemimpinan Nabi Muhammad di Madinah selalu mengedepankan keadilan, toleransi, persaudaraan, musyawarah, tanggung jawab, kejujuran dan kemaslahatan umat. Orientasi yang didahulukan tersebut selalu berlandaskan budi pekerti/akhlak dalam membangun kemajuan madinah. Idealitas kehidupan berbangsa dan bernegara yang beradab akan lahir bila ada proses keadaban dalam kehidupan.
Nilai keteladanan Nabi Muhammad harus mampu dihadirkan dalam kehidupan berkebangsaan yang berakhlak, toleran, jauh dari arogansi, kebohongan publik, fanatisme, primordialisme dan tidak manipulative serta memanusiakan manusia.
Empat nilai prinsip keteladanan Nabi Muhammad yang telah membonsai dan menghiasi dirinya baik sebelum dan setelah diangkat menjadi rasul yang perlu kita teladani dan menjadi rujukan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah selalu menjaga integritas ( kejujuran ) ketekunan dan keteguhannya menjalankan tanggung jawab (amanah), kecakapannya membawa pesan-pesan universalisme Islam ( fatonah ) dan menghantarkan diri Nabi Muhammad sebagai Insan paripurna (insan kamil) dengan Islam transformatifnya ( Tabligh ). Disinilah keistimewaan seorang manusia bernama Muhammad. Ajaran yang dibawanya plus keteladanan etis yang diwariskannya merupakan kontribusi penting bagi keberlangsungan peradaban semesta.
Melalui refleksi maulid nabi, semoga menjadi perantara, dalam mencintai dan menghadirkan keteladanan Nabi Muhammad SAW dalam idealitas kehidupan berbangsa dan bernegara serta mengingatkan kembali posisi kita sebagai kholifah di Muka Bumi. Shollallahu alaika ya Rosulallah. (*)