JAKARTA – Presiden Joko Widodo akhirnya memperkenalkan calon menterinya yang akan masuk dalam kabinet barunya, Senin (21/10/2019). Namun, dari 34 menteri (yang dikabarkan), baru enam orang yang dipanggil ke Istana Kepresidenan di Jakarta. Rencananya, Presiden akan melantik para menterinya pada Rabu (23/10/2019) nanti.
Mereka yang datang ke istana adalah, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (mantan Menteri Perindustrian), mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, bos Gojek Nadiem Makarim, Komisaris Utama Net Mediatama Televisi Wishnutama, mantan Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir. Mereka kompak memakai kemeja putih.
Sedangkan Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu atau lebih dikenal dengan nama Tetty Paruntu yang juga tampak datang ke Istana Kepresidenan, seperti disampaikan Deputi Protokol Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Triadi Machmudin, bukan calon menteri.
Tetty datang ke istana dengan berpakaian kemeja putih, sama dengan lima calon menteri. Namun, berbeda dengan lima kandidat menteri, Tetty beberapa jam menunggu di area istana. Dia meninggalkan istana setelah bertemu Airlangga. “Setelah bertemu Pak Airlangga, beliau langsung meninggalkan istana lewat samping jadi tidak sampai bertemu Presiden,” kata Bey.
Selain mereka, Kapolri Jenderal (Polisi) Tito Karnavian dengan mengenakan seragam kepolisian, juga tampak menemui Jokowi pada pukul 12.07 WIB. Ia berkilah kedatangannya hanya untuk melaporkan pengamanan saat dan usai pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin sebagai Presiden dan Wapres periode 2019-2024.
Juga tampak di istana, mantan Menteri Sekretaris Negara Pratikno, bekas aktivis 1998 Fadjroel Rachman dan peneliti Populi Center, Nico Harjanto. Ketiganya juga mengenakan kemeja putih.
Prabowo Subianto
Mantan Capres pada Pilpres 2019-2024, yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, datang bersama Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo, memenuhi panggilan Presiden Jokowi, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10/2019) sore.
Usai bertemu Jokowi, Prabowo menjelaskan, dirinya bersama Edhy Prabowo diminta untuk memperkuat kabinet beliau. “Saya sudah sampaikan keputusan kami dari partai Gerindra, apabila diminta kami siap membantu, dan hari ini resmi diminta dan kami sudah sanggupi untuk membantu,” katanya.
Mengenai posisi yang ditawarkan kepadanya, Prabowo mengatakan, Presiden Jokowi telah mengizinkan kepadanya untuk menyampaikan, bahwa dirinya diminta membantu di bidang pertahanan. “Jadi tadi beliau memberi beberapa pengarahan, dan saya akan bekerja sekeras mungkin untuk mencapai sasaran-sasaran dan harapan-harapan yang ditentukan,” ujarnya seraya menambahkan, demikian juga halnya dengan Edhy Prabowo. “Beliau sendiri akan umumkan pada saat nya, Pak Presiden yang akan umumkan ya. Jadi mungkin ada sedikit konfirmasi tepatnya di mana. Tapi intinya adalah beliau sendiri yang akan umumkan nanti mungkin tanggal hari Rabu,” jelas Prabowo.
Mengenai berapa jumlah menteri yang diberikan kepada Gerindra, menurut Prabowo, yang dipanggil dua orang. “Jadi berapa kira-kira, oke ya,” tukasnya.
Mahfud MD
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD, tidak menampik jika dirinya akan menjadi salah satu menteri di kabinet periode 2019-2024.
Namun, menurutnya, Presiden tidak menyebut secara spesifik posisi menteri apa yang akan ditempatnya nanti.
“Intinya saya diminta membantu beliau menjadi salah seorang menteri,” katanya usai keluar dari Istana Kepresidenan.
Presiden Jokowi, ungkap Mahfud, mengajaknya berdiskusi soal pembenahan hukum, masalah pelanggaran Hak Asasi Manusia, upaya radikalisme dan masalah politik. Saat wartawan bertanya, mana yang lebih pas buat dia, apakah Menteri Hukum dan HAM atau Jaksa Agung, Mahfud MD mengatakan, “Bisa Jaksa Agung, bisa Menteri Hukum, bisa Menteri Agama, bisa di politik. Saya percaya Bapak Presiden mengetahui latar belakang saya”.
Airlangga Hartarto
Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengaku, diajak Presiden Jokowi mendiskusikan mengenai kondisi perekonomian terkait dengan defisit neraca perdagangan. Kemudian juga terkait pengembangan kawasan-kawasan ekonomi yang tentunya diharapkan kawasan ini bisa mengisi beberapa industri unggulan.