Lapsus  

Turki Sahabat Sejati Musafir Muslim

Laporan Transparansi Djoko Tetuko dari Eropa (24)

Turki Sahabat Sejati Musafir Muslim
Foto :Di pesawat Turkey Airlines dan mescit di bandara. (Wartatransparansi/com/Djoko Tetuko)

“Saya pernah sholat di restaurant kota Munchen dilarang oleh pemiliknya, ya tetap menghargai karena hak mereka sekaligus budaya bahkan keyakinan seperti itu, jadi kalau di Turki alhamdulilah semua sudah tersedia,”

Alhamdulillah setelah pemeriksaan di kedatangan selesai, pada saat mau sholat, bersamaan dengan ke penumpang dari Tanzania 2 orang dan seorang remaja, mau sholat juga, persahabatan dan persatuan umat Islam seluruh dunia pun seakan-akan terwakili saat sholat berjamaah, kami disatukan dalam gerakan sholat dan tentu saja saling mengenalkan

Riyadh seperti kebiasaan langsung menanyakan asal muasal teman baru ini, dan ketika memperkenalkan diri dari Indonesia, spontan dia menyebut bahwa Indoensia banyak ulamanya.

Suasana lebih akrab lagi, si musafir Tanzania melanjutkan duduk di masjid sambil membaca Al-Qur’an, kami melanjutkan waktu 12 jam menyusuri kota Istambul dan tentu saja ke Bazar (pasar cukup besar seperti Tamrin Chity Jakarta) dengan bangunan kuno yang sebagian di atas 100 tahun sampai 200 tahun bahkan

Kebiasaan selama perjalanan setelah sholat dan minum atau jajan kue atau roti, dimanfaatkan diskusi ringan. Alhamdulillah salah satu kesimpulan bahwa Turki merupakan nafas dan detak nadi umat Islam dunia dalam sejarah panjang, harus disokong menjadi salah satu kekuatan umat Islam dunia.

Sehingga sejarah kekhalifah an dan sejarah umat Islam dengan perjuangan cukup menakjubkan dapat menjadi pelajaran yang positif untuk menguatkan iman dan taqwa. (JT)