Lapsus  

Keliling Kota Berlin Ingat Surabaya Tempo Dulu

Laporan Djoko Tetuko dari Eropa, (4)

Keliling Kota Berlin Ingat Surabaya Tempo Dulu
Sudut Kota Jalur Transportasi dan Jembatan Layang di Kota Jerman. (Wartatransparansi/Djoko Tetuko)

Ketika melewati gedung apartemen, Riyadh langsung teriak ini sama dengan bangunan Belanda di Malang. “Surabaya ada Yad di depan Bank Indonesia,” kata Ying (panggilan

Berlin selain kota ilmu pengetahuan, kata Salim, juga mampu menjaga kenyamanan kota dengan penataan kota tua yang memang indah dengan jalur transportasi dari kereta, sepeda angin, dan transportasi umum, juga penataan parkir yang

Sebagai kota tua dengan tembok Berlin yang bersejarah, memang baik, “Tapi dibanding kota Eropa lainnya terutama di Praha, Berlin lebih unggul sebagai kota tua,” kata

Memang melihat Surabaya tahun 60 an dan 70 an awal di Jl Diponegoro masih ada rel kereta api, dan foto foto Surabaya tempo dulu di kawasan Ampel, Kebon Rojo, Tunjungan, Jl Semarang dan sekitarnya dengan stasiun lama di depan terminal

Surabaya sebagai kota pahlawan memang punya ciri khas sendiri, dalam menata kota, dan konsistensi menjadikan kota nyaman, indah dan enak dipandang mata juga bersahaja. InsyaAllah menjadi kota

Masih soal Berlin memang banyak model hutan kota seperti Kebon bibit Surabaya. Soal bangunan gereja masih kalah dengan Surabaya yang punya Kristus raja dan gereja peninggalan Belanda yang

“Berlin lebih berakhlaq karena semua orang mentaati peraturan dengan kesadaran tinggi yang ditanamkan sejak kecil. Itu kelebihannya,” kata Riyadh yang juga dosen Unjversitas Muhammadiyah Sidoarjo sejak

Surabaya sebagai kota pahlawan dengan penataan dan kesopanan juga bersahaja seperti Berlin, bukan sesuatu mushil terjadi. Karena Surabaya bisa apa saja. (jt)