Risma Susuri Gang Sempit Demi Takziah ke KPPS Meninggal

Risma Susuri Gang Sempit Demi Takziah ke KPPS Meninggal

Surabaya – Di tengah kesibukannya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terus menepati janjinya untuk mengunjungi semua keluarga anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal. Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu terus menyisir keluarga-keluarga KPPS yang sedang berduka. Kini, jumlahnya sudah mencapai 15 orang.

Kali ini, Risma takziah ke rumah duka almarhum Agus Riyadi di Tambak Arum VII nomor 8, Surabaya. Agus Riyadi merupakan anggota KPPS di TPS 10 Kelurahan Tambakrejo. Untuk sampai ke rumah duka, Risma tak canggung-canggung meski harus menerobos dan menyusuri gang-gang sempit. Perlahan dia jalan kaki meski kakinya belum sembuh total. Ia kesampingkan sakitnya itu demi mengunjungi warganya yang sedang kesusahan.

Tiba di rumah duka, ia ditemui oleh istri almarhum Mukaromah dan kedua anaknya, yaitu Erlan Dwi Firmansyah dan Pamela. Wajah keluarga ini masih belum bisa menyembunyikan kesedihannya. Bahkan, mata sang istri masih sembab. Saat itu, Risma nampak ikut bersedih. Selaku pemimpin dan perwakilan pemerintah, ia pasti turut merasakan betapa sedihnya ditinggalkan seorang Bapak yang merupakan salah satu tulang punggung keluarganya.

Saat itu, Risma berusaha menggali berbagai masalah yang dihadapi keluarga almarhum. Ia seakan membawa secercah harapan baru bagi keluarga ini. Si Erlan, salah satu anak almarhum ternyata sudah bekerja di salah satu SPBU di Sidoarjo. Setiap hari dia harus pulang pergi (PP) Surabaya-Sidoarjo. Makanya, Wali Kota Risma langsung mengajaknya untuk bekerja di Pemkot Surabaya menjadi Linmas. Senyuman kegembiraan pun terpancar dari keluarga ini.

Kemudian, Pamela yang masih menempuh pendidikan di SMA 7 Surabaya, langsung ditanggung biaya sekolahnya hingga lulus. Ia pun gembira mendengar keputusan itu. Selanjutnya, giliran istri almarhum yang dikorek masalahnya. Sebelumnya, Mukaromah hanya penjual sate usus dengan penghasilan yang tak menentu. Akhirnya, Wali Kota Risma mengajaknya untuk bekerja di Rumah Sakit Soewandhi. Lagi-lagi, senyum kebahagian itu terpacar dari wajah Mukaromah. Harapan hidup yang sempat hilang, tentu sudah mulai terang. Ketiganya akan menjalankan peran masing-masing di dunia baru demi keberlangsungan hidupnya meski tanpa seorang Bapak yang dulunya menjadi sopir lyn.