“Melon prima ini berbentuk kotak, dan sangat mulus serta rasanya manis kriuk-kriuk. Petani melon di Tuban harus ikut melihat dan mendapatkan pendampingan dari Dinas Pertanian terkait ini,” tutur gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Gubenur Khofifah berharap, kedepan Tuban bisa menjadi center of excelence untuk budidaya melon. Oleh sebab itu, pihaknya terjun secara langsung untuk mendapatkan masukan dari Bupati Tuban dan berdialog dengan asosiasi petani melon.
“Saya ingin mendapatkan referensi bagaimana petani bisa mendapat akselerasi akan profit yang diperoleh dari bertani melon,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Tuban Fathul Huda menyampaikan, pihaknya akan serius memberikan pendampingan kepada para petani hortikultura termasuk di dalamnya melon. Bahkan, dirinya pernah memberikan motivasi agar petani tertarik menanam melon dengan mengganti kerugian saat bertani melon.
“Kalau butuh pendampingan saya sangat senang, karena ini adalah kegemaran saya. Dan memang jika petani ingin meningkat penghasilnnya harus mau menanam hortikultura,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Hadi Sulistyo mengatakan, para petani melon diharapkan tidak cukup puas dengan hasil yang mereka peroleh. Petani harus mulai memikirkan adanya nilai tambah pasca panen, sehingga hasil yang tidak terjual tidak banyak terbuang.
Dalam bertani melon, lanjutnya terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan sehingga tidak hanya ala kadarnya. Misalnya dengan penerapan manajemen tanaman sehat, penerapan good agricultute, serta good handling practices.
“Untuk alat bantu pengolahan pasca panen, asosiasi kelompok petani atau gapoktan bisa membuat pengajuan proposal ke provinsi,” pungkasnya. (rin)