Banyuwangi – Agro Expo yang digelar Pemkab Banyuwangi mendapat antusiasme yang luar biasa dari masyarakat. Tiap hari pengunjung yang datang mencapai 9000 orang. Ini membuat pelaksanaan Agro Expo diperpanjang.
Sebelumnya event yang dibuka sejak 25 April tersebut harusnya berakhir pada, Rabu (1/5) Mei. Namun melihat antusias masyarakat yang tinggi, akhirnya diperpanjang hingga 4 Mei. Selain itu, selama bulan Ramadan, Agro Expo akan dibuka tiap akhir pekan, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengaku tidak menyangka masyarakat yang berkunjung ke Agro Expo sangat besar. Padahal lokasi Agro Expo cukup jauh apabila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Awalnya kami mengira tidak akan banyak orang yang dateng ke sini, karena lokasinya yang jauh. Tapi ternyata lokasi di dataran tinggi membuat pemandangannya lebih bagus, sehingga menarik banyak kunjungan wisatawan,” kata Anas
Tahun ini wisata edukasi Agro Expo berada di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, yang berada dataran tinggi 500 mdpl. Berada di kaki Gunung Ijen, lahan Agro Expo ini mencapai 10,6 hektare. Tahun-tahun sebelumnya Agro Expo digelar di areal persawahan di pusat kota.
Dari lokasi tersebut, para pengunjung disuguhkan pemandangan Gunung Ijen dan Selat Bali dari ketinggian. Menambah keindahan kawasan Agro Expo yang menampilkan ratusan jenis tanaman pertanian yang ditata dengan cantik.
Dengan daya tarik tersebut, lanjut Anas, pemkab tengah mengkaji untuk melanjutkan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata pertanian dan alam dengan konsep Nomadic Tourism.
Anas menjelaskan, Nomadic Tourism merupakan konsep baru yang dikenalkan Kementrian Pariwisata pada tahun 2018, yakni menyediakan fasilitas di kawasan destinasi wisata yang sulit terjangkau dengan konsep kontemporer, baik di segi amenitas maupun akses.