Surabaya- Para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang tergabung dalam “Pahlawan Ekonomi” dan “Pejuang Muda” diminta untuk fokus menggarap pasar dalam negeri.
Permintaan itu disampaikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menjadi pembicara tentang Tanggung Jawab Swasta dalam Mengakselerasi UMKM di salah satu hotel di Surabaya, Jumat (15/3/2019).
“Sebetulnya pasar kita ini besar. Justru kalau orientasinya keluar, saya khawatir pasar yang besar ini diambil dari luar,” kata Risma.
Karena itu, Risma mengaku selalu menyampaikan kepada para anggota Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda untuk tidak terlalu mengejar pasar luar. Sebaliknya, ia meminta untuk selalu fokus menggarap dan memenuhi pasar dalam negeri dulu. “Baru kalau sudah terpenuhi bisa keluar. Jangan ngelirik ke luar dulu,” kata dia.
Risma menjelaskan, pendapatan yang diperoleh ketika menggarap pasar luar negeri memang cukup tinggi. Namun, hal itu sangat rentan. “Enak memang dapat dolar, apalagi ada perbedaan kurs tinggi. Tapi, ini sangat rentan sekali, kena ombak sedikit saja, berat. Kita memang orientasinya ke dalam negeri dulu, orang luar saja lirik kita,” ujarnya.
Hal yang paling penting bagi para pelaku UMKM saat ini, lanjutnya, adalah kualitas produk dengan harga diharapkan bisa sesuai. Artinya, kalau harganya rendah dan kualitasnya jelek, maka itu akan sangat sulit bersaing dengan produk-produk dari luar negeri.
“Tapi, kalau kita dapat harga tinggi dengan kualitas bagus, maka mereka bisa saving. Sebenarnya itu permainanya. Jadi bukan harus ekspor karena potensi kita luar biasa. Justru jangan sampai potensi yang besar ini diambil oleh orang lain,” katanya.
Saat ini, masih kata Risma, kebutuhan pasar dalam negeri sudah mulai tercukupi. Terbukti dengan eksisnya para pelaku UMKM dan juga ditambah dengan dukungan dari berbagai perusahaan yang ikut mensupport dalam setiap acara Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda.
Risma memastikan, para perusahaan selalu mendukung setiap acara Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda karena program pemkot ini benar-benar ada dan dilatih serta nyata hasilnya. Bahkan, program ini juga murni untuk meningkatkan kapasitas dan pendapatan masyarakat serta mengurangi kemiskinan di Kota Surabaya. “Jadi, tidak sekadar seremonial saja, melainkan ini benar-benar riil,” tegasnya. (wt)