Agung menjelaskan, dalam pengembangan industri kereta api di Banyuwangi ini, pihaknya menggandeng Stadler Rail Group dari Swiss.
“INKA telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan dunia. Namun, hanya sebatas hubungan sebagai supplier dan vendor. Tidak ada yang mau transfer of knowledge. Hal ini berbeda dengan Stadler Rail yang mau membawa teknologi dan pasarnya ke Banyuwangi,” ungkap Agung.
“Jadi nanti semua pesanan kereta, baik pesanan INKA maupun Stadler, diproduksi di Banyuwangi. INKA fokus di pasar Asia seperti Bangladesh, India, Filipina. Sementara pasar Stadler di kawasan Amerika dan Eropa. Termasuk nanti kita incar Afrika. Semuanya diproduksi di Banyuwangi,” imbuh Agung.
Dia memproyeksikan, industri kereta di Banyuwangi akan memproduksi berbagai jenis kereta. Seperti kereta Metro, LRV (Light Rail Vehicles), dan beberapa jenis lainnya. “Kita mampu menyerap tenaga kerja 500 hingga 2000 orang,” paparnya.
Bupati Anas menambahkan, Banyuwangi berharap kehadiran industri perkeretaapian tak hanya berimbas positif ke ekonomi lokal, tapi juga meningkatkan kualitas sumberdaya manusia daerah.
“Maka kami sangat senang, karena INKA berjanji melibatkan politeknik dan SMK di Banyuwangi agar bisa menghasilkan SDM perkeretaapian yang unggul, yang bisa membanggakan sektor manufaktur Indonesia,” ujar Anas.
“INKA juga menyatakan sudah bertemu dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk mendidik SDM di Politeknik Negeri Banyuwangi yang nantinya bisa memenuhi kebutuhan sektor perkeretaapian nasional,” pungkas Anas.(ari)