“Rakyat Tidak Mendapat Pendidikan Politik Yang Baik”

“Rakyat Tidak Mendapat Pendidikan Politik Yang Baik”
Direktur SSC (Surabaya Survei Center) Mochtar W Oetomo.

Surabaya – Direktur SSC (Surabaya Survei Center) Mochtar W Oetomo mengatakan pembelajaran politik yang ditampilkan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokkwi- KH Ma’ruf Amin  dan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sangat tidak menarik.

Bahkan masyarakat menganggap bahwa nyinyir dan saling sindir kedua kubu membikin muak rakyat. Pendidikan politik yang di tampilkan sangat tidak bagus. ungkap Mochtar W Oetomo kepasa wartawan, di Surabaya Rabu (9/1/2019).

Direktur SSC Mochtar W Oetomo memaparkan, jika 33,6 persen dari 100 persen responden mengaku muak dengan saling nyinyir, serang dan perang ujaran kebencian antara dua kubu Paslon di Pilpres 2019. “Hanya 11,4 persen yang mengaku bahwa hal itu menarik. Sementara 17,2 persen menganggap hal itu wajar dan 26,8 persen merasa bosan dengan apa yang terjadi itu. Dan, 11 persen sisanya mengaku tidak tahu atau tidak menjawab,” tegas Mochtar.

Pola saling nyinyir sudah jelas tak efektif. “Publik perlu narasi membangun. Butuh gagasan visi dan misi dari masing-masing paslon yang dipaparkan secara gamblang untuk bisa dimengerti dan menjadi alasan untuk memilih,”

Jika hanya dari saling nyinyir serta serang dan perang ujaran kebencian, publik tidak akan mendapatkan apa-apa. “Hanya seakan menonton drama saja. Perlu lebih dari itu. Terlebih ini pesta demokrasi untuk mencari pemimpin bangsa,” tutur Mochtar.

Sebagai informasi, hasil survey yang dirilis oleh SSC pada kesempatan ini berdasarkan pada survey yang dilaksanakan mulai 10-20 Desember 2018 di 38 kab/kota di Jawa Timur. Riset yang dilakukan menggunakan 1.070 responden melalui teknik stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih sebanyak 3 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.