Surabaya – Event kolaborasi terbesar di Surabaya di tahun 2018 bernama Startup Nations Summit (SNS), sudah selesai digelar. Di balik event yang hampir seminggu itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan apa tujuannya.
Adapun empat event paralel yang telah digelar itu, Innocreativation pada 14-15 November 2018, Bekraf Festival 2018 pada 14-17 November 2018, Startup Nations Summit (SNS) Surabaya pada 16-17 November 2018, dan ditutup dengan Mlaku-mlaku Nang Tunjungan pada 18 November 2018.
Risma mengaku, tidak ingin sekitar 40 persen anak muda di Surabaya saling berebut lapangan kerja. Melalui event kolaborasi tersebut, dia ingin supaya anak muda Surabaya siap mengikuti perkembangan zaman. “Jadi kenapa aku sampai buat event satu pekan untuk anak muda. Karena memang (dunianya) sudah berubah,” kata Risma, Rabu, (21/11/18).
Ada beberapa hal yang mendorong Risma optimistis, mengadakan event kolaborasi terbesar itu. Pertama, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, berbanding terbalik dengan kebutuhan lapangan kerja. Sehingga membuat persaingan dunia kerja semakin meningkat. Bahkan, dia mencontohkan, untuk mengundang investor mendirikan sebuah perusahaan di Surabaya, hal itu tidak akan menjamin anak-anak muda mendapat pekerjaan.
“Contohnya aku ngundang investor, buat pabrik di Surabaya. Tapi dia juga bawa robotnya, untuk apa dia bingung cari orang kalau bisa ditangani robot. Enak gak ngopeni dan gak ngasih makan,” ujarnya.
Menurutnya, Negara Indonesia dihuni dengan jumlah penduduk besar, pastinya juga diikuti dengan tingkat konsumsi kebutuhan yang tinggi. Banyak negara besar dengan jumlah penduduk kecil, mampu berkembang pesat ekonominya. Apalagi, lanjut dia, di beberapa negara besar seperti Jepang dan Eropa, tenaga kerja manusia sudah banyak digantikan oleh robot. Kebutuhan pegawai di dunia industri lambat laun menurun. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, membuat beberapa perusahaan memilih robot untuk menggantikan tenaga manusia.
“Mobil-mobil di Jepang dan Eropa, semuanya sudah pakai robot. Artinya, daya tampung pegawai juga sedikit. Kalau menunggu jadi pegawai terus kapan,” tegasnya.