BANYUWANGI – Pengurus Daerah aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kabupaten Banyuwangi mengusulkan agar tradisi Ngerujaki di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari perlu kembali dilestarikan.
Ketua PD AMAN Banyuwangi, Agus Hermawan, mengatakan, tradisi Ngerujaki adalah bentuk ungkapan rasa syukur petani Desa Gintangan saat memasuki masa pengisian bulir padi.
“Ngerujaki itu sangat unik dan perlu dilestarikan. Bahkan layak dikenalkan dalam bentuk festival budaya lokal Gintangan,” jelas Agus Hermawan dalam Sarasehan Sejarah, adat, dan Budaya di Pendopo Sulungagung Gintangan pada Jumat (24/8/2018).
Tradisi Ngerujaki kini mulai ditinggalkan oleh para petani di Gintangan. Pada akhir tahun 90 an, tradisi ini masih kental dilakukan oleh masyarakat setempat.
Menjelang masa pengisian bulir padi, pemilik sawah melakukan ritual atau selamatan. Jenis makanan berupa ‘petheteng’ (ayam kampung muda yang dibakar setengah matang) dan ‘rujak kecut’ dimakan beramai-ramai di pematang sawah.
“Beberapa makanan juga ditempatkan di saluran air dan di pojok-pojok sawah,” ujar Kepala Desa Gintangan, Rusdianah.