Moeldoko : Nilai Budaya Benteng Jati Diri Bangsa

Moeldoko : Nilai Budaya Benteng Jati Diri Bangsa
Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, saat menghadiri pameran karya seni kolaborasi Goenawan Mohamad dan Hanafi bertajuk "57 x 76", di Galeri Nasional, Jakarta Pusat.

Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan, nilai-nilai luhur budaya bangsa harus terus ditanamkan kepada generasi muda agar menjadi benteng dan pondasi kuat dalam menghadapi pengaruh budaya luar yang dirasa tidak sesuai, serta dapat menyerabut jati diri bangsa.

“Anak-anak muda perlu dikenalkan kepada budaya-budaya lokal, sehingga tidak tercerabut identitasnya, identitas budayanya, identitas sosialnya. Hal ini sangat penting,” kata Moeldoko, di Jakarta, Jumat.

Era globalisasi menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia, dimana, segala norma dan etika yang menjadi kekuatan, tidak tergerus dengan kemajuan zaman. Justru sebaliknya, dapat tetap hidup di tengah arus global.

“Yang paling penting, agar dalam permainan global, nilai-nilai budaya lokalnya tidak tercerabut,” katanya.

Saat menghadiri pembukaan pameran karya seni kolaborasi Goenawan Mohamad dan Hanafi bertajuk “57 x 76”, di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Kamis malam (21/6), Moeldoko juga mengatakan senada.

Melestarikan seni dan budaya merupakan salah satu upaya untuk menjaga kesatuan bangsa. Dimana salah satu ciri terjadi perang kebudayaan adalah munculnya upaya masif untuk menghilangkan keyakinan atau ideologi sebuah bangsa.

Oleh karena itu, untuk menghadapi ancaman itu, terutama dengan makin maraknya hoaks, berita palsu dan ujaran kebencian yang berkembang begitu garang, kita tak boleh limbung, was-was, atau skeptis. Sebaliknya, kita harus menjaga dan memperkuat keyakinan dan konsensus yang telah didirikan para bapak bangsa ini.

“Melalui seni, kita sungguh amat berharap agar nilai-nilai luhur bangsa itu, terus terjaga,” kata Moeldoko.

Pameran itu menampilkan 217 karya seni yang dikerjakan bersama dua seniman berbeda latar belakang selama enam bulan terakhir.

Moeldoko juga menunjukkan salah satu karya dalam ruang pameran, yakni payung tanpa kain, yang lebih menyerupai tongkat.

“Karya itu menunjukkan pentingnya kita memiliki pegangan atau penuntun. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia perlu memiliki pegangan yang kuat,” tegasnya.

Moeldoko memaparkan, berbagai kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi telah menjadi “payung” dan “tongkat penuntun” bagi seluruh rakyat Indonesia.