Pengamat Politik : Fatwa Fardhu Ain dan Tampilnya Tokoh Nasional Hanya Berlaku untuk Loyalis

Pengamat Politik : Fatwa Fardhu Ain dan Tampilnya Tokoh Nasional Hanya Berlaku untuk Loyalis
Dr Wawan Sobari, pengamat politik Universitas Brawijaya (UB) Malang mengingatkan perlunya calon gubernur Jatim mengawal pergerakan 11 persen pemilih yang belum menentukan pilihannya .

Kalau kemudian Khofifahi-Emil dikesankan didukung SBY, ya karena SBY itu Ketua Partai dan Presiden ke 6,lalu Gus Ipul-Puti didukung Jokowi, Saya pikir ini hanya akan berlaku bagi para loyalist parpol dan tokoh tersebut yang punya keterikatan psikologis. Sebagai orang kampus, rujukan kita tetap pada hasil survei.

Sementara survei menunjukan bahwa antara Khofifah versus Gus Ipul relatif imbang. Demikian juga di calon wakil gubernurnya, tidak ada yang cukup menonjol. ” Emil lebih unggul sedikit karena lebih dulu berkiprah di Jawa Timur, kata Wawan Sobari.

Lalu bagaimana dengan banyak program yang ditawarkan dari kedua calon gubernur kita, Khofifah-Emil dan Gus Ipul-Puti, Wawan menyatakan juga Relatif sama. “Hanya beda judulnya saja. Program Keduanya sama-sama kongkret,” katanya.

Gus Ipul punya program yang ekslusif untuk pemilih pulau Madura, cuma efektif tidaknya untuk menarik pemilih lihat hasil pilkada nanti. Pilgub ini hangat karena berdekatan dengan pilpes dan Pileg.

Menjawab petanyaan soal fatwa Fardhu Ain bisa mempengaruhi pemilih, Wawan Sobari mengatakan, itu hanya berlaku pada pemilih yang loyal secara psikologis. Namun Muslimat, Fatayat dan kalangan NU lainya adalah basis Khofifah Indar Parawansa. (den/min)