Anas juga menjadikan momentum ini sebagai pintu untuk menggaet wisatawan Jepang ke Banyuwangi. Selama ini, wisatawan Jepang ke Banyuwangi banyak mengunjungi Kawah Ijen, namun jumlahnya tak sampai 3.000 per tahun. Padahal, potensinya sangat besar.
“Tiap tahun, turis asal Jepang yang ke Bali hampir 240.000. Kalau kita bisa ambil 3 persen saja menarik mereka ke Banyuwangi, sudah dapat 12.000 turis. Maka kita berharap relasi yang baik ini menjadi pintu promosi lebih masif ke publik Jepang,” papar Anas.
Dia secara khusus meminta ASN yang diberangkatkan untuk mempelajari implentasi konsep “Cool Japan” yang sukses membangun perpaduan antara seni-budaya tradisional dan budaya populer kekinian. “Jepang membangun ekonomi berbasis budaya, pemasaran ekonominya sangat halus. Persis seperti Korea Selatan. Itu yang perlu dipelajari khusus di sana,” kata Anas.
Kepala Bappeda Banyuwangi Suyanto Waspotondo menambahkan, ASN Bappeda yang difasilitasi Jepang akan mempelajari detail pembangunan Jepang. Selain itu, akan ke bangunan bersejarah dan menyelami langsung berbagai wujud budaya tradisional. “Tim juga akan diajak tinggal di homestay dan farmstay. Ini sangat sesuai dengan apa yang akan Banyuwangi kembangkan,” kata Suyanto. (ari)