Surabaya – Warga Surabaya mencintai Tri Rismaharini. Jangan kau usik Iboe e arek arek Suroboyo. Demikian bunyi bunga papan yang berjajar di depan rumah Dinas Walikota Surabaya Tri Risaharini Jalan Sedapmalam Surabaya.
Sedikitnya ada lima bunga papan. Bunga bunga itu disandarkan di pagar diatas medistrian Rumah Dinas Walikota Surabaya. Karena bunga itu dipinggir jalan , maka pengguna jalan yang memang sangat padat arus lalinnya, maka banyak pengendara motor dan mobil sejenak berhenti sekedar membaca tulisan tersebut.
Tujuannya, tidak lain agar Bu Risma tidak tergiur menggantikan posisi Abdullah Azwar Anas sebagai bakal calon wakil Gubernur yang di pasangkan dengan Saifullah Yusuf. Anas mendadak mengundurkan diri dari kontestasi Pilgub Jawa Timur lantaran isu perempuan.
Sementara itu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada wartawan menyatakan tegas menolak menggantikan posisi Abdullah Azwar Anas yang mengundurkan diri sebagai bakal calon Wakil Gubernur Jawa Timur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 karena diterpa isu kampanye hitam.
“Mohon maaf, saya terus terang masih ingin di Surabaya, saya tidak ingin berubah, sudah beberapa tahun lalu, saya masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan di Kota Surabaya,” kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kepada wartawan di rumah dinasnya di Jalan Wali Kota Mustajab, Surabaya, Sabtu.
Risma menegaskan masih ingin melanjutkan pekerjaannya di Kota Surabaya sehingga ia selalu berkomitmen menolak walaupun sejak awal digadang-gadang menjadi cagub pada Pilkada DKI Jakarta
Demikian pula di Pilkada Jatim, Risma tetap menolak ketika sejak awal ditanya oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarno Putri apakah mau maju di Pilkada Jatim atau tidak.
Alasan lainnya, kata dia, tidak ingin cuti dan tidak ingin kehilangan waktunya untuk membereskan beberapa pekerjaan di Surabaya itu. Makanya, seringkali ketika waktu libur, dia selalu masuk kerja untuk membereskan beberapa pekerjaannya.
“Kalau cuti kan tidak bisa kerja. Saya ingin tetap bekerja karena masih banyak yang harus saya selesaikan. Saya ingin saat saya nanti meninggalkan Surabaya, kota ini sudah dalam kondisi bagus,” ujarnya.
Selain itu, Risma juga memastikan kunjungan Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ke rumah dinasnya pada Sabtu ini bukanlah untuk merayunya agar maju di Pilkada Jatim menggantikan Anas.
Namun, ia mengakui sempat berbicara tentang Pilkada Jatim, termasuk persoalan Anas yang diterpa isu kampanye hitam.
“Tadi ditanya soal Pak Anas, soal bagaimana ke depan, ya saya sampaikan Pak Anas ini korban dan itu bisa terjadi pada setiap orang, bukan hanya Pak Anas saja. Artinya, saya ingin menyampaikan sebetulnya apakah ini `by design` apa tidak, kalau `by desain`, kesalahan Pak Anas di mana?” kata dia.
Politik itu, lanjut dia, memang susah karena apapun bisa dilakukan, kadang teman menyerang teman, kadang lawan menyerang teman, dan banyak macamnya bentuk kampanye hitam itu.
Dia berharap agar Anas selalu kuat menghadapi masalah itu karena memang tidak mudah dan bisa saja terjadi pada setiap orang.
“Saya sampaikan Pak Anas harus kuat melalui semua ini,” katanya.
Bagi Risma, Anas adalah kader partai yang baik karena berhasil memajukan daerahnya. Ia juga menyampaikan setiap orang mempunyai kekurangan yang tidak luput dari salah. “Pemimpin juga manusia,” katanya. (kh)