Jombang – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, berharap pendidikan anak-anak di Jatim minimal lulusan SMA/SMK.
Hal ini ditunjang dengan semakin aktifnya peran swasta ikut memajukan pendidikan di Indonesia khususnya Jatim dalam hal pengembangan SMA/SMK.
“Angka partisipasi kasar kita masih 7,4 yang artinya anak-anak di semester 1 kelas 2 SMP banyak yang DO. Karenanya dengan banyaknya pengembangan SMA/SMK, maka penanda bahwa tidak ada lagi anak SMP yang DO,” ungkap Gubernur Khofifah pada acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung SMA Budi Luhur dan Seminar Pendidikan di Pondok Pesantren Gading Mangu Perak, Jombang, Sabtu (02/03).
Dijelaskan, titik-titik dimana anak-anak masih sering DO harus disisir bersama dan dievaluasi penyebabnya. Selain itu, peran pemerintah, swasta dan orang tua sangat diperlukan sebagai penyemangat untuk bisa memastikan bahwa anak-anak di Jatim bisa sekolah setinggi-tingginya. “Ketika kita bicara tentang negara maju atau revolusi industri 4.0 maka pendidikan merupakan faktor yang paling utama,” terang Gubernur Khofifah.
Gubernur Khofifah menambahkan, pendidikan SMA/SMK merupakan masa krusial sebelum transisi ke perguruan tinggi. Terlebih dalam hal pendidikan karakter kebangsaan dan spiritual yang kuat sebagai dasar atau pondasinya.
“Pendidikan karakter ini harus kita introduksi sebagai unsur mulia ke dalam bahan ajar, sehingga generasi kita semakin berkualitas dan berdaya saing,” urai Khofifah yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Sosial pada Kabinet Kerja.
Menurutnya, pendidikan karakter saat SMA menjadi penting bagi generasi millenial karena besarnya pengaruh dari luar khususnya lewat gadget.