banner 728x90
Kediri  

Emas dari Arena, Ilmu dari Kampus UNP Kediri

Emas dari Arena, Ilmu dari Kampus UNP Kediri
Debora Febiola (kanan), mahasiswi UNP Kediri yang meraih emas taekwondo Porprov Jatim 2025, bersama Kaprodi Penjaskesrek Weda, M.Pd., di depan kantor Prodi Penjaskesrek UNP Kediri. (Foto: Moch Abi Madyan)

KEDIRI, WartaTransparansi.com – Di balik senyumnya yang kalem, Debora Febiola menyimpan nyala api yang tak bisa padam. Mahasiswi semester enam Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Penjaskesrek) Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri ini bukan hanya pemburu nilai di ruang kelas. Ia adalah petarung. Di atas matras, ia juga menari dengan keteguhan, menendang dengan tekad, dan memeluk kemenangan dengan kerja keras.

Tanggal 20 Juni 2025 menjadi saksi bisu. GOR Kanjuruhan, Kabupaten Malang, tempat di mana deru sorak dan detak jantung para atlet beradu, menjadi medan bagi Debora untuk menulis sejarah kecil bagi Kota Kediri. Di partai final Kyorugi kelas Under 53 kilogram putri, Debora menumbangkan atlet unggulan dari Kota Malang. Dua ronde. Dua kemenangan bersih. Skor sempurna: 2-0 dalam ajang bergengsi Pekan Olahraga Provinsi Porprov Jawa Timur (Jatim) 2025.

“Alhamdulillah, lega rasanya. Persiapan panjang dan latihan keras akhirnya terbayar,” ucapnya dengan mengenakan, medali emas masih menggantung di lehernya, Selasa 24 Juni 2025.

Debora tak hanya merayakan kemenangan, tapi juga keteguhan hati yang telah lama ia pupuk. Kemenangan ini bukan datang dari udara. Ia lahir dari disiplin yang tak main-main. Pagi hingga siang, Debora larut dalam buku-buku teori dan tugas kampus. Sore hingga malam, ia menepi ke gelanggang latihan. Keringat, nyeri otot, dan cedera menjadi santapan harian. Tapi tak ada keluh. Yang ada hanya tekad.

“Capek, iya. Tapi ini pilihan yang saya yakini. Latihan itu bukan soal fisik saja, tapi mental. Tantangannya justru melawan diri sendiri,” katanya

Di belakang mahasiswi yang kini genap berusia 21 tahun Debora, berdiri pasukan pendukung. Keluarga, pelatih dari KONI Kota Kediri, dan UNP Kediri yangmemberi ruang untuk tumbuh. UNP Kediri tak hanya memberi beasiswa jalur prestasi, tapi juga keleluasaan akademik. Debora bukan satu-satunya. Tapi barangkali ia salah satu mahasiswi yang kini tengah bersinar.

“Kampus mendukung penuh mahasiswa berprestasi di luar akademik,” ucapnya singkat.

Bagi Debora, emas ini hanyalah permulaan. Ia membidik Pekan Olahraga Nasional (PON) Nusa Tenggara Timur NTT 2028.

 “Saya ingin membuktikan, diri dalam ajang bergengsi tingkat nasional sebagai atlet,” katanya dengan mata yang berbinar.

Perjalanan Debora adalah cerita tentang konsistensi. Emas pertamanya diraih di Porprov Bondowoso 2022 (kelas 45 kg), lalu Jombang 2023, dan kini Kabupaten Malang 2025 di kelas 53 kg. Ia tumbuh bersama dobok dan semangat juang sejak kelas 3 SD. Tak mengherankan jika ia kini menjadi wajah dari perpaduan sempurna antara prestasi akademik dan olahraga. Bagi yang ingin mengukir jejak serupa, UNP Kediri membuka pintu.

 “Buat teman-teman, kalau mau berprestasi, harus fokus. Sekarang banyak jalur prestasi, termasuk untuk masuk kuliah,” pesan Debora, menutup perbincangan dengan senyum ringan namun penuh arti.

Kebanggaan terhadap Debora juga datang dari dalam kampus. Kepala Program Studi Penjaskesrek, Weda, M.Pd., menyebut sosoknya sebagai representasi mahasiswa masa kini.

 “Ia membuktikan bahwa keunggulan akademik bisa berjalan berdampingan dengan prestasi olahraga. Ini contoh nyata mahasiswa tangguh,” katanya.

UNP Kediri, masih kata Weda, memang memberi perhatian khusus kepada mahasiswa berprestasi non-akademik. Dengan sistem kuliah fleksibel, kelas atlet, hingga rekognisi prestasi sebagai capaian pembelajaran, kampus memberi ruang agar atlet tetap berkembang secara intelektual.

Penulis: Moch Abi Madyan