“Kami memastikan seluruh proses distribusi BBM di Kediri tetap dalam pengawasan. Dari hasil pemeriksaan bersama, kondisi Pertalite dan jenis BBM lainnya di SPBU wilayah Kediri dinyatakan normal dan sesuai ketentuan. Tidak ditemukan adanya pelanggaran atau penyimpangan yang berpotensi merugikan masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina Kediri, Anwar Hidayat, menyampaikan hasil pemeriksaan teknis juga menegaskan tidak ada temuan kandungan air maupun etanol pada jenis Pertalite, Pertamax Turbo, dan Biosolar. “Pengujian lebih lanjut juga dilakukan di laboratorium Pertamina Surabaya dan kilang Balongan untuk memastikan hasilnya tetap konsisten,” ujarnya.
Pertamina turut membuka pos pelayanan dan pengaduan konsumen bagi masyarakat yang merasa mengalami gangguan kendaraan usai pengisian Pertalite. Posko ini beroperasi sejak 28–31 Oktober 2025 di sejumlah titik, termasuk SPBU Ngampel, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB.
Untuk melakukan pengaduan, warga diminta membawa fotokopi KTP, bukti tempat pengisian BBM, dan nota asli biaya perbaikan kendaraan. “Setiap laporan akan diverifikasi oleh petugas untuk memastikan kebenarannya. Konsumen juga dapat menyampaikan laporan melalui SPBU terdekat atau Call Center Pertamina 135,” imbuh Anwar.
Ridwan menegaskan, Pemkot Kediri akan terus bersinergi dengan aparat dan Pertamina guna memastikan distribusi energi berjalan aman, transparan, dan terpercaya.
“Kami ingin memastikan warga merasa aman dan terlindungi. Pemerintah bersama aparat dan Pertamina akan terus menjaga kualitas BBM serta memberikan penanganan cepat bila ada keluhan dari masyarakat,” pungkasnya.(*)

 
									




